Ilustrasi: Cadangan devisa RI. (Foto: istimewa)
Jakarta–Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan redenominasi rupiah perlu dilakukan untuk menyederhanakan nominal banyak ditanggapai beberapa analis, salah satunya dari Equity Analyst PT Indo Premier Securities, Chandra Pasaribu.
Menurutnya hal tersebut bisa dilakukan asalkan angka inflasi di Indonesia sudah stabil. Stabilitas yang dimaksud juga bukannya hanya terjadi dalam satu waktu saja, tetapi terjadi secara berkelanjutan selama beberapa tahun ke depan. Karena berbicara redenominasi, ada tiga angka di belakang rupiah yang dihilangkan.
“Redenominasi itu menghilangkan tiga nol, kalau angkanya (harga) Rp13.500 ada additional inflation, bukan canceling out. Semua orang pasti akan menaikkannya ke angka Rp14.000 bukan ke batas bawahnya. Nah yang seperti itu perlu dipikirkan secara matang,” kata Chandra di Jakarta, Rabu, 4 Januari 2017. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan akhirnya mengumumkan kinerja APBN hingga Februari 2025. Biasanya, laporan kinerja APBN… Read More
Jakarta - Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan perjalanan selama libur Lebaran, PT Kereta… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada awal Maret 2025, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat lalu (14/3) kembali ditutup merosot… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 10-14 Maret 2025 mengalami penurunan sebesar… Read More