Moneter dan Fiskal

Inflasi Rendah, BI Punya Ruang Pangkas Bunga Acuan

Jakarta–Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi tahunan naik di Maret 2016, namun lebih baik dari perkiraan membuat Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia (Samuel Sekuritas) Rangga Cipta optimis Bank Sentral masih memiliki ruang pelonggaran suku bunga acuan, BI Rate 50 basis poin lagi.

Rangga mengatakan tahun ini sumbangan inflasi eksternal diperkirakan masih bisa meningkat seiring dengan naiknya harga minyak serta komoditas lainnya, namun pemangkasan harga BBM, penguatan Rupiah, pemangkasan tarif listrik serta angkutan umum diperkirakan mendorong inflasi akhir 2016 ke bawah 4% secara setahunan (YoY).

“Inflasi rendah, bahkan deflasi, di negara-negara sumber barang impor Indonesia juga diperkirakan masih akan bertahan di tahun ini. Sehingga, ditambah dengan harga Premium yang dipangkas -12,8% YoY, inflasi 2016 diperkirakan hanya akan mencapai 3,8% YoY, lebih rendah dari perkiraan awal kami yang 4,5% YoY,” kata Rangga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 4 April 2016.

Dengan inflasi yang diperkirakan menuju batas bawah target BI yang 4% (±1%) itu ruang pemangkasan BI rate juga diperkirakan masih tersedia sebesar 50 bps lagi sehingga di 2016 bisa menuju 6,25%.

“Peluang pemangkasan BI rate 25 bps lagi pada RDG berikutnya di 20-21 April 2016 juga masih terbuka walaupun bulan lalu, BI menyatakan akan lebih hati-hati dalam melakukan pelonggaran moneter. Masih melambatnya pertumbuhan kredit serta potensi pemangkasan belanja Pemerintah diperkirakan akan meminta kebijakan moneter yang semakin longgar ke depannya terutama jika bank sentral utama dunia masih pesimistis terhadap laju perekonomian negaranya,” tandas Rangga.

Inflasi Maret naik namun menurutnya lebih rendah baik dari perkiraannya yang 4,51% YoY serta konsensus yang 4,5% YoY. Deflasi harga barang yang diatur oleh pemerintah ternyata mampu menutupi inflasi dari bahan makanan sehingga inflasi Maret 2016 hanya mencapai 4,45% YoY. Dipangkasnya harga Premium dan Solar mulai April 2016 diyakini berpeluang menekan inflasi 2016 dari perkiraan awal yang 4,5% YoY menjadi hanya 3,8% YoY. Sehingga BI rate diperkirakan bisa dipangkas 50 bps lagi ke 6,25% di 2016.

“Pemangkasan harga BBM serta listrik di awal 2016 berhasil mencegah pengaruh kenaikan harga pangan yang signifikan terhadap inflasi tahunan Maret 2016 sehingga hanya 0,03% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi harga pangan yang didominasi bumbu-bumbuan di Maret 2016 naik hingga 0,69% MoM, inflasi bulanan biasanya lebih rendah di Maret,” tambahnya.

Sementara April ini menurutnya inflasi berpeluang turun hingga 3,7-3,9% YoY seiring dengan dipangkasnya harga Premium dan Solar masing-masing -8,5% dan -10%. (*) Ria Martati

 

Editor: Paulus Yoga

Paulus Yoga

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

1 hour ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

1 hour ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

2 hours ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

4 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

4 hours ago