Internasional

Inflasi Mereda, The Fed Beri Sinyal Kuat Pangkas Suku Bunga di September 2024

Jakarta – Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal kuat bakal menurunkan suku bunga pada September 2024 mendatang. Ini terlihat dari inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir pada Juli 2024.

Gubernur Bank Sentral Amerika Jerome Powell mengatakan, pihaknya tengah mencari bukti tambahan mengenai perlambatan inflasi sebelum lembaga yang dipimpinnya mulai menurunkan suku bunga utamanya. 

Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan, inflasi kini telah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran level 2%.

“Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September,” katanya, dikutip Kamis, 15 Agustus 2024.

Baca juga : Manulife Aset Manajemen Ramal BI Pangkas Suku Bunga 2 Kali Tahun Ini, Bagaimana dengan The Fed?

The Fed sendiri masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan mereka pada level 5,25-5,5 persen usai rapat FOMC pada Juli lalu.

Pihaknya menahan suku bunga selama delapan pertemuan beruntun usai berakhirnya rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (1/8d).

Di mana, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Lalu, mereka menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, Juni 2024, dan Juli/ Agustus 2024.

Sementara itu, para ekonom secara luas memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada pertengahan September, dan akan diikuti oleh penurunan suku bunga tambahan pada bulan November dan Desember. 

Baca juga : Kamala Haris Tegaskan Tak Akan Campuri Kebijakan The Fed jika Terpilih jadi Presiden AS

Para investor bertaruh bahwa setidaknya satu dari pemotongan tersebut akan mencapai setengah poin, sesuai dengan harga pada masa depan

Dinukil VOA Indonesia, laporan hari Rabu (14/8) dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, harga barang-barang untuk konsumen naik hanya 0,2 persen dari bulan Juni hingga Juli, tapi pada Juni turun sedikit dan ini terjadi untuk pertama kalinya dalam empat tahun.

Dibanding tahun sebelumnya, harga naik hanya 2,9 persen, sedikit turun dari tiga persen pada bulan Juni. Itu adalah angka inflasi tahun ke tahun yang paling rendah sejak Maret 2021.

Pada bulan Juli, harga bahan makanan naik 0,1 persen, hanya 1,1 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, laju pertumbuhan inflasi yang jauh lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

36 mins ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

45 mins ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

2 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

2 hours ago

BPS Catat IPM Indonesia di 2024 Naik jadi 75,08, Umur Harapan Hidup Bertambah

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More

3 hours ago

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Raih Penjualan Rp2,02 Triliun di Kuartal III-2024

Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More

3 hours ago