Moneter dan Fiskal

Inflasi Melonjak, Ini Alasan BI Belum Mau Naikan Suku Bunganya

Jakarta – Di tengah lonjakan inflasi sebesar 4,94% secara yoy pada Juli 2022 dan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps, Bank Indonesia (BI) masih tetap menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverese Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan moneter suatu negara khususnya indonesia didasarkan pada inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, bila suku bunga negara lain naik, tidak serta merta suku bunga BI juga ikut naik.

“Kenapa inflasi inti bukan IHK (Indeks Harga Konsumen) karena inflasi inti itulah yang mencerminkan permintaan dan penawaran, sebagaimana diketahui inflasi IHK ada tiga yaitu inflasi inti yang mencerminkan kekuatan permintaan penawaran dan bagian yang lain adalah Inflasi harga pangan yang banyak dipengaruhi oleh pasokan, cuaca dan dalam hal ini untuk Indonesia sekarang banyak terganggu karena pasokan dari global dan harga komoditas pangan dunia,” kata Perry, Senin, 1 Agustus 2022.

Menurutnya, dilihat dari komponen inflasi IHK yang sebesar 4,94% di Juli 2022 (yoy) dipacu oleh inflasi harga pangan pada bulan Juli yang tercatat sebesar 11,47% yoy, lantaran adanya gangguan pasokan dari luar negeri, harga-harga pangan serta kondisi cuaca dan faktor musiman di dalam negeri.

“Pada bulan Juli inflasi inti 2,86% sebagaimana disampaikan oleh BI ini lebih rendah dari perkiraan BI sekitar 2,99%. Bahwa kebijakan suku bunga dilihat dari inflasi inti yang pada bulan ini memang masih rendah, disinilah BI menakar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Selain itu, dalam mencegah inflasi yang tinggi, BI juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk melindungi ekonomi indonesia dari tekanan dolar as.

Baca juga : Melonjak, BPS Catat Inflasi Hampir Sentuh 5% di Juli 2022

“Kita melakukan intervensi dan karenanya kenapa nilai tukar relatif lebih rendah depresiasinya dari negara lainnya, dan BI mulai mengurangi likuiditas khususnya yang jangka pendek agar tetap menjaga stabilitas tanpa mengganggu kemampuan perbankan untuk membiayai kredit,” imbuhnya. (*) Irawati

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kolaborasi Majoris AM dan Istiqlal Global Fund Luncurkan Program Wakaf Saham

Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More

2 hours ago

Saham Indeks INFOBANK15 Bergerak Variatif di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More

2 hours ago

Sun Life dan CIMB Niaga Kenalkan Dua Produk Berdenominasi USD

Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More

6 hours ago

BSI Salurkan Bantuan 78,8 Ton Logistik Senilai Rp12 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More

15 hours ago

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BUMI, BRMS hingga DSSA

Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More

15 hours ago

IHSG Sepekan Naik 0,32 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.882 Triliun

Poin Penting IHSG naik 0,32 persen dalam sepekan ke level 8.660,49, serta mencatat rekor tertinggi… Read More

16 hours ago