Jakarta – Inflasi menjadi salah satu hal yang harus dihadapi oleh Indonesia pada semester II tahun 2022, hal ini dikarenakan adanya kenaikan inflasi di bulan Juni yang mencapai 4,35%. Angka tersebut melampaui target yang telah ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan rentang 2-4%.
Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menyatakan, bahwa kenaikan inflasi tersebut dipicu oleh adanya kenaikan harga-harga bahan makanan yang disebabkan oleh adanya gangguan gagal panen karena cuaca yang kurang kondisif pada saat pasca lebaran.
“Jadi di Bulan Juni emang ada kenaikan inflasi, pemicu terbesar dari inflasi adalah adanya kenaikan harga-harga bahan makanan yang dalam beberapa bulan terakhir setelah lebaran ada gangguan atau semacam cuaca yang kurang kondusif, curah hujannya yang terlalu tinggi yang menyebabkan terjadinya gagal panen antara lain komunitas-komunitas seperti cabe merah cabe rawit bawang merah,” ucap Rully, Selasa, 12 Juli 2022.
Gejolak kenaikan harga yang terjadi pada sisi supply tersebut kurang efektif jika diatasi dengan kenaikan suku bunga. Hal tersebut dikarenakan, kenaikan suku bunga akan efektif dilakukan jika inflasi terjadi dari sisi permintaan.
Rully menambahkan, melihat kondisi tingkat permintaan konsumsi yang mulai membaik namun belum berada dalam kondisi normal, ia memperkirakan pada tingkat permintaan tersebut akan mengalami kenaikan di semester 2-2022.
Sejalan dengan kenaikan permintaan tersebut, diperkirakan Bank Indonesia (BI) juga akan mulai meningkatkan suku bunga dari sisi core inflation. Diketahui core inflation masih berada di bawah target yaitu sekitar 2,6%.
Oleh karena itu, dilihat dari kondisi ekonomi yang akan mengalami akselerasi di semester II, Rully memperkirakan core inflation juga turut mengalami kenaikan, sehingga BI juga akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga ketika inflasi berada di angka 3% pada kuartal III-2022.
“Jadi kemungkinan BI akan mulai mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga ketika inflasi itu ada disekitar 3% jadi kita perkirakan itu akan menembus 3% di kuartal III kemungkinan di bulan September dan oleh sebab itu kita perkirakan akan menaikkan suku bunga itu di bulan September dan bulan Desember masing-masing sebanyak 25 basis poin sehingga BI seven days akan berada di posisi 4% di akhir tahun 2022,” tambah Rully. (*)
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan akan melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) 100 persen untuk sektor… Read More
Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, Ronny Iskandar, menyampaikan “Tema dan tagline inidiangkat untuk menekankan pentingnya… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut stabilitas sektor jasa keuangan nasional saat ini masih… Read More
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More
Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tukar rupiah pada kuartal III… Read More