Moneter dan Fiskal

Inflasi Global 2024 Diramal Tetap Tinggi, Bos BI Wanti-Wanti Hal Ini

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi global masih akan tetap tinggi di tahun 2024, yaitu berada di level 3,8 persen. Ini lebih rendah dibanding dengan perkiraan inflasi akhir tahun yang diperkiraan berada di level 5,1 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa inflasi global diproyeksikan menurun mulai pada paruh kedua tahun 2024.

“Tahun depan juga akan turun, tapi juga masih lebih tinggi dari 3 persen atau 3,8 persen. Mungkin inflasi dunia baru akan mulai menurun pada paruh kedua tahun 2024, meskipun juga negara maju itu terus melakukan pengetatan moneter yang lebih agresif,” kata Perry dalam dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Senin 13 November 2023.

Baca juga: Ternyata Ini yang Jadi Biang Kerok Inflasi Oktober 2023

Proyeksi inflasi global yang tinggi di 2024, kata Perry, akan berpengaruh terhadap suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR). Diperkirakan, FFR hingga akhir 2023 akan mencapai 5,75 persen atau naik sebesar 25 bps lagi, pada posisi saat ini di 5,5 persen.

“Sehingga secara keseluruhan 5,75 persen, dan tahun depan (2024) masih tinggi sebesar 5,25 persen, tapi kemungkinan-kemungkinan FFR baru akan mulai turun di paruh kedua tahun depan,” ungkapnya. 

Di sisi lain, besarnya utang pemerintah AS karena membiayai Covid-19 dan perang juga menyebabkan suku bunga obligasi pemerintahan AS atau yield UST meningkat tajam.

Pada kuartal III 2023, yield UST meningkat tajam dari 3,84 persen jadi 4,57 persen dan kemungkinan akan melanjutkan tren kenaikannya hingga 5,16 persen di akhir tahun. Kemudian, akan mulai ‘mereda’ pada paruh kedua 2024 yang diperkirakan di posisi 4,87 persen. 

Baca juga: Rupiah Ambruk, BPS Wanti-Wanti Inflasi Produk Impor

“Inilah environment yang ada dan ini terjadi pelarian modal dalam jumlah yang cukup besar ke AS dan membuat dolar sangat tinggi,” jelasnya.

Diketahui, indeks dolar meningkat dari sebelumnya adalah 102,6 di triwulan II 2023. Kemudian, meningkat jadi 103,3 di triwulan III 2023. Sedangkan pada triwulan IV juga masih diperkirakan tinggi, yaitu 107,0.

“Dan itu merupakan penguatan dolar dan tahun depan kemungkinan akan mulai melemah tapi masih tinggi 102,1 persen,” pungkasnya. (*)

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

11 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago