Moneter dan Fiskal

Inflasi DKI Jakarta Sentuh 4,21% di 2022

Jakarta – Tingkat inflasi DKI Jakarta secara keseluruhan tahun 2022 tercatat sebesar 4,21% yoy, hal tersebut menunjukan inflasi masih relatif terkendali dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 5,51%.

Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta pada Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,55% mtm atau lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,05% mtm.

“Meningkatnya tekanan inflasi pada bulan Desember 2022 didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya,” ucap Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Endang Kurnia Saputra, dikutip 3 Januari 2023.

Penyumbang utama inflasi IHK DKI Jakarta dengan andil sebesar 0,25% berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang pada Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,17%.

“Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga beras, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah dan minyak goreng sejalan dengan meningkatnya permintaan pada HBKN Natal dan tahun baru,” imbuhnya.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar juga mengalami inflasi sebesar 0,84% mtm dan menjadi penyumbang terbesar kedua inflasi IHK dengan andil sebesar 0,17%.

Inflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada komoditas kontrak rumah didorong oleh meningkatnya permintaan akan tempat tinggal sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat.

Lalu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga turut menjadi penyumbang inflasi dengan inflasi sebesar 0,59% mtm dan andil sebesar 0,04% yang didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan masih berlanjutnya kenaikan harga emas global.

Adapun, tekanan inflasi yang lebih tinggi di DKI Jakarta pada Desember 2022 tertahan oleh deflasi pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15% mtm.

Terutama disebabkan oleh penurunan harga power bank, serta penurunan harga cabai merah dan daging sapi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau seiring dengan pasokan yang masih terjaga. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

4 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

6 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

6 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

8 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

14 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

15 hours ago