Categories: Moneter dan Fiskal

Inflasi Desember 0,96%, Terendah di 5 Tahun Terakhir

Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 0,96% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,99. Berdasarkan laporannya, dari 82 kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin, 4 Januari 2016. Menurutnya, Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 2,87% dengan IHK 131,04 dan terendah terjadi di Cirebon 0,27% dengan IHK 118,94.

“Untuk tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2015 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) masing-masing sebesar 3,35%,” ujar Suryamin.

Sedangkan inflasi komponen inti pada Desember 2015 sebesar 0,23%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2015 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) masing-masing sebesar 3,95%.

Suryamin menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 3,20%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,50%.

Lalu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,40%, kelompok sandang 0,09%, kelompok kesehatan 0,24%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06%. Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,45%,” tukasnya.

Lebih lanjut Suryamin mengungkapkan, bahwa laju inflasi di Desember 2015 yang mencapai 0,96% dan inflasi secara tahunan (year on year) yang tercatat 3,35%, merupakan tingkat inflasi yang termasuk paling rendah dalam lima tahun terakhir.

Year on year-nya 3,35%. Kita lihat ini terendah sepanjang 5 tahun,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pada 2010 silam, laju inflasi tercatat sebesar 6,96%, dan 2011 sebesar 3,79%. Kemudian pada 2012 tercatat 4,3%, 2013 sebesar 8,38%, 2014 sebesar 8,36%, dan di 2015 kemarin tercatat 3,35%.

“Angka inflasi ini sekaligus memenuhi target pemerintah sebesar 4±1%. Angka ini masuk target bawah antara 3%-5% di 2015,” tutup Suryamin. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

7 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

8 hours ago