Jakarta–Daya beli masyarakat pada saat ini memang masih menjadi polemik yang menjadi perdebatan di masyarakat maupun bagi para pelaku industri dan juga pemerintah.
Pemerintah sendiri menanggapi hal ini dengan optimisme bahwa daya beli masyarakat tidak menurun dan cenderung naik. Karena data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga tumbuh di kuartal II-2017 menjadi 4,95 persen dari kuartal sebelumnya yang hanya sekitar 4,94 persen.
Namun hal tersebut telah dibantah oleh pelaku Industri yang mengatakan, bahwa kondisi ritel saat ini sedang melemah akibat adanya pelemahan daya beli masyarakat. Bahkan Lebaran dan Ramadhan tidak mampu mengerek kondisi ritel Indonesia.
Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatatkan bahwa untuk penjualan ritel hingga akhir Juni 2017 hanya tumbuh sekitar 3,7 persen.
“Kita memakai data survei Nielsen, sampai Juni itu 3,7 persen sampai puncak Lebaran. Padahal lima tahun terakhir selalu mencapai dua digit rata-rata,” kata Tutum saat ditemui, di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2017. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BNI pada Senin, 15 Desember 2025,… Read More
Poin Penting RUPSLB BNI mengangkat Febrio Nathan Kacaribu sebagai Komisaris, menggantikan Suminto yang resmi berakhir… Read More
Poin Penting Pertumbuhan ekonomi 2025 diproyeksikan melambat di kisaran 5–5,1 persen, lebih rendah dari target… Read More
Poin Penting IHSG melemah tipis 0,13 persen dan ditutup di level 8.649,66 pada perdagangan 15… Read More
Poin Penting Sebanyak 29 perusahaan asuransi berencana melakukan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) pada… Read More
Poin Penting BCA memproyeksikan bencana di Sumatra berpotensi menekan PDB nasional sekitar 0,32 persen, terutama… Read More