Jakarta – Perkembangan industri halal Tanah Air terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan masyarakat yang sudah mulai sadar akan potensi industri halal. Apalagi berdasarkan The Global Islamic Economy Report tahun 2022, peringkat sektor halal food Indonesia mengalami perbaikan dari sebelumnya di peringkat keempat, saat ini naik menjadi peringkat kedua.
Demikian disampaikan Direktur Industri Produk Halal KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) Afdhal Aliasar dalam Talkshow bertema “Peluang dan Tantangan Ekonomi Syariah Untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai Pusat Produsen Halal Terkemuka Dunia” yang digelar Infobank bekerjasama dengan KNEKS, Kamis, 14 April 2022.
“Mengenai ekosistem industri halal kabar baik sebenarnya tahun 2022 ini di akhir bulan maret di launching the global Islamic economy report tahun ini, halal food kita naik peringkatnya dari nomer 4 ke nomer 2 satu tingkat di bawah Malaysia, Indonesia nomer 2,” ujar Afdhal Aliasar.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa selama kurang lebih 32 tahun yang lalu Indonesia sudah lebih dulu melakukan sertifikasi halal dibandingkan dengan negara lainnya. Adanya hal tersebut, tentu menyadarkan kita bahwa halal di Indonesia tidak saja hanya terkait dengan masalah pelabelan saja, tetapi juga terkait dengan pembangunan industri halal yang lebih kuat.
Untuk mendukung pengembangan industri halal, KNEKS pun menggandeng beberapa instansi terkait seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Perindustrian, Bappenas, dan stakeholder seluruh daerah untuk mewujudkan master plan industri halal di Indonesia.
“Kesempatan yang bisa dilihat adalah konsumen halal di seluruh dunia mencapai sekitar USD2 triliun tiap tahunnya yang dikonsumsikan atau dikeluarkan, dalam hal ini diharapkan halal food Indonesia ambil bagian dari global value change, dan juga dapat mewujudkan hubungan yang lebih kuat di sektor riil, tidak hanya pada lokal tetapi juga nasional,” paparnya.
Dirinya juga berharap agar pemerintah daerah (Pemda) juga bisa menganggarkan program kerjanya di bidang pembangunan industri halal. Apalagi, kawasan industrialisasi sektor halal di Indonesia sudah mulai berkembang, beberapa daerah diantaranya yaitu, Sidoarjo, Cikande, dan Bintan Inti. Menurutnya, industrialisasi sangat penting karena produk-produk yang dihasilkan harus dipasok secara berkelanjutan.
“Ini juga harus disertai dengan pengamatan-pengamatan mendalam terkait bahan-bahan tambahan pangan ataupun bahan-bahan dasar untuk meminimalisir impor,” ungkapnya.
Selain itu, tambah dia, digitalisasi dan generasi milenial juga harus bangkit dalam menghadirkan produk-produk inovatif yang termasuk dalam master plan industri halal. “Kita harus membuka lebih banyak lagi pikiran-pikiran yang inovatif dan itulah memang akan masuk ke dalam master plan industry produk halal kita pak, Insyaallah kita launching tahun ini,” tutup Afdhal. (*) Khoirifa Agrisa
Jakarta - Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman… Read More
Jakarta - Setelah didera kerugian selama empat tahun berturut-turut, KB Bukopin Finance (KBBF) mulai bangkit… Read More
Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More
Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More
Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More