Oleh Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen BCA
YOGYAKARTA merupakan kota pelajar. Banyak sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi hadir di sana dengan kualitas yang bagus sehingga akhirnya menarik pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Bahkan, ada juga yang datang dari luar negeri.
Yogyakarta juga merupakan destinasi wisata kedua di Indonesia setelah Bali. Selain Borobudur dan Prambana, banyak atraksi wisata baru di daerah tersebut. Bahkan, terakhir Gunung Kidul, salah satu kabupaten di daerah tersebut menjadi destinasi eksotis baru pariwisata Indonesia. Tetapi Yogyakarta tidaklah banyak dikenal sebagai pusat Industri.
Oleh karenanya, industri alat pertanian CV Karya Hidup Sentosa yang memproduksi alat pertanian Quick merupakan suatu anomali. Perusahaan tersebut memproduksi traktor, memproduksi mesin penggilingan padi, memproduksi kendaraan pengangkut kelapa sawit dan lain-lain.
CV Karya Hidup Sentosa memulai hidupnya dari sebuah bengkel kecil. Perusahaan tersebut berdiri di 1953 oleh seorang pria Tionghoa yang bernama Kirjo Hadi Suseno (KHS) beserta istrinya, Diah Wirasmi, yang juga merupakan pasangan yang sangat gigih dalam bekerja.
Membaca nama pemilik perusahaan tersebut, nama perusahaan CV Karya Hidup Sentosa tersebut memang sebetulnya terinspirasi dari nama pemiliknya, Kirjo Hadi Suseno, yaitu nama Indonesia dari Kwik Hing Sie. Nama ini yang akhirnya menghasilkan merek (brand) dari produksi mereka, yaitu Quick yang awalnya justru diinspirasi oleh seorang pelanggan.
Produksi awal perusahaan tersebut adalah mesin penggilingan padi (huller gabah). Produk itu dikembangkan dengan peralatan yang sederhana dalam suatu bengkel dan hanya dibantu oleh seorang pekerja. Produksi perusahaan tersebut tampaknya disukai masyarakat petani karena banyak meringankan pekerjaan mereka sehingga akhirnya produk mesin penggilingan padi tersebut semakin populer diminati oleh masyarakat.
Setelah berhasil mengembangkan mesin penggilingan padi, kedua pasangan tersebut kemudian mengembangkan produk lainnya, khususnya pompa dan traktor tangan yang ditujukan untuk pengolahan lahan sawah sehingga lebih memudahkan para petani untuk melakukan penanaman padinya.
Dewasa ini produk mereka sudah sangat populer berkembang dan diminati oleh para petani diseluruh Indonesia. Pasangan suami istri tersebut mengembangkan peralatan pertanian tersebut dari sisi merangkai mekaniknya, sementara mesin penggeraknya menggunakan diesel yang pada awalnya dibeli di Jakarta.
Baca juga: AI Hybrid Kini Jadi Jurus Sektor Jasa Keuangan Tingkatkan Performa Bisnis
Setelah perusahaan tersebut semakin berkembang, jumlah karyawan pun terus bertambah sesuai dengan perkembangan perusahaan. Sementara peralatan produksinya pun juga semakin berkembang dengan adanya pembelian mesin-mesin baru dari Jepang.
Pada akhirnya produksi perusahan tersebut harus mengejar permintaan yang terus meningkat dari para petani. Mereka akhirnya semakin bisa merasakan manfaat dari alat bantu pertanian, yaitu berupa traktor, pompa air, maupun mesin penggilingan padi.
Perkembangan perusahaan akhirnya menarik sebuah perusahaan Jepang, Kubota, untuk bermitra dengan perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut memang sebelumnya selalu menggunakan mesin diesel Kubota sebagai mesin penggeraknya karena dianggap paling handal untuk keperluan mekanisasi pertanian tersebut.
Kerja sama tersebut akhirnya melahirkan sebuah perusahaan patungan PT Kubota Indonesia yang memproduksi mesin penggerak dan memiliki fasilitas pabrik di Bukit Semarang Baru, di sebelah barat kota Semarang.
Sebagaimana dimaklumi pada masa itu untuk melakukan investasi di Indonesia para investor luar negeri dipersyaratkan untuk menggandeng mitra lokal. Bagi Kubota Jepang, maka pilihan paling tepat tidak lain adalah CV Karya Hidup Sentosa. Dengan diproduksinya mesin penggerak tersebut di Indonesia maka perkembangan dari CV Karya Hidup Sentosa juga semakin meluas.
Perusahaan tersebut juga terus aktif berinovasi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang. Bahkan perkembangan selanjutnya adalah pengembangan dari traktor tangan menjadi produk lain seperti kendaraan pengangkut buah sawit dan sebagainya.
Sepeninggal Kirjo Hadi Suseno yang merupakan pendiri perusahaan, kepemimpinan CV Karya Hidup Sentosa akhirnya diteruskan oleh anak kelima dari pasangan suami istri tersebut, yaitu Hendro Wijayanto atau lebih dikenal dengan nama panggilan BinBin dengan dibantu oleh dua kakaknya.
BinBin yang merupakan alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Akuntansi tersebut akhirnya mulai memodernisasi perusahaan yang semula memang dikelola secara tradisional.
Pengelolaan SDM dikembangkan dengan melakukan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas dari berbagai perguruan tinggi ternama seperti UGM, ITS maupun perguruan tinggi lainnya. Organisasi juga diperkuat sehingga tidak terjadi apa yang dikenal dengan “one man show” tetapi dengan jelas dilakukan pendelegasian tugas kepada mereka yang paling berwenang. Pengembangan ini akhirnya membuat perusahaan tersebut menjadi lebih besar dan kuat lagi.
Demikian juga pengembangan tehnologinya, perusahaan tersebut mulai banyak menggunakan komputer untuk melakukan riset maupun proses produksinya. Mesin CNC (Computer Numerator Control) banyak dipergunakan oleh perusahaan tersebut dalam pengembangan produksinya sehingga memperoleh kualitas yang lebih baik.
Ada juga mesin komputer untuk membantu perencanaan produksi (Computer Aided Engineering) yang sangat membantu perusahaan tersebut dalam meningkatkan volume produksi maupun kualitasnya. Hasilnya mulai dinikmati perusahaan tersebut dengan diperolehnya penghargaan “Good Design” ditahun 2021 sehingga akhirnya diikut sertakan dalam perlombaan di Jepang.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan yang dibantu tehnologi yang lebih maju, akhirnya perusahaan mampu mengembangkan produk dengan jauh lebih baik serta memproduksinya dengan kecepatan dan kualitas yang lebih tinggi.
Produksi mereka seperti traktor tangan hampir sebagian besar komponennya diproduksi didalam negeri dan bahkan mayoritas merupakan hasil produksi perusahaan tersebut. Baik pembuatan bodi maupun komponen yang lain diproduksi oleh perusahaan dengan menggunakan moulding yang disiapkan oleh perusahaan tersebut dengan menggunakan mesin komputer yang mereka miliki.
Dengan demikian perusahaan tersebut bisa dikatakan memproduksi traktor tangan dan produk lainnya secara “full manufacturing” dan bukan hanya sekedar melakukan perakitan saja. Hanya untuk komponen tertentu yang tidak bisa diproduksi di Indonesia, maka perusahaan tersebut menggunakan produk impor.
Dewasa ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) perusahaan tersebut telah mencapai 60 persen yang sekaligus mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pengembangan produknya secara keseluruhan.
Baca juga: Peternak-Petani Terancam, DPR Dorong Pemerintah Antisipasi Bebas Tarif Impor Produk AS
Hasil produksi dari CV Karya Hidup Sentosa terus berkembang untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang terus menguat. Namun demikian, perusahaan tersebut juga telah berhasil menembus pasar di luar negeri. Traktor mereka telah berhasil memenuhi permintaan para petani di negara Senegal, Afrika Barat. Perluasan pasar mereka juga telah mencapai pasar di Asia Pasifik dan Amerika Selatan.
Untuk memenuhi pasar yang terus berkembang, di Indonesdia market share mereka telah mencapai sekitar 60 persen, perusahaan telah memperluas pabriknya. Jika semula seluruh pabrik dibangun di Jl Raya Magelang, akhirnya mulai dibangun pabrik traktor yang besar di desa Tuksono, Sentolo, kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pabrik yang di Kulonprogo tersebut sangat besar sehingga mampu memproduksi banyak peralatan yang dibutuhkan di luar negeri ataupun dipasar dalam negeri.
Pada akhirnya kita bisa menarik satu kesimpulan. Ternyata Indonesia juga mampu menjadi tuan rumah di negara kita sendiri, khususnya untuk Alat Pertanian Mekanis. Semoga perusahaan ini terus berkembang sehingga semakin mengharunkan nama Indonesia di pasar ekspor. (*)
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More
Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,27% ke level 8.663, dengan mayoritas saham berada di zona… Read More