Keuangan

Indonesia Re Optimis Industri Asuransi Lebih Cerah di 2022.

Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, optimis kinerja industri asuransi khususnya Reasuransi bisa lebih baik di tahun 2022 setelah tahun lalu berada dalam kondisi yang penuh tantangan seiring melonjaknya klaim karena tekanan ekonomi. Hal itu terlihat dari kondisi perekonomian yang mulai membaik seiring meredanya pandemi Covid 19.

Namun menurut Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu, ada sejumlah hal yang masih akan menjadi tantangan bagi industri reasuransi di tahun ini, di antaranya isu geopolitik dan inflasi. Benny mengatakan, peningkatan inflasi bisa berdampak terhadap imbal hasil investasi dan daya beli masyarakat yang ujungnya mempengaruhi prioritas untuk membeli proteksi asuransi.

“Dari sisi industri kita masih lihat di 2022 bisa lebih baik dari 2021 dengan catatan kondisi makro ini semua lancar. Makro ini kadang-kadang unpredictable seperti masalah inflasi, masalah perang dan penyakit,” ujar Benny, Kamis 9 Juni 2022.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Benny menjelaskan, bahwa perseroan telah mengoptimalkan manajemen risiko untuk mengakselerasi pemulihan kinerja dan mewujudkan pertumbuhan signifikan di 2022.

“Proses underwriting menjadi kunci dalam memilah bisnis. Indonesia Re senantiasa menjaga proses underwriting tetap prudent, mendetail dan sesuai dengan underwriting guideline. Sehingga, Indonesia Re dapat terus memberikan layanan kapasitas reasuransi kepada ceding companies dan sekaligus secara simultan dapat menjaga portofolio dan memastikan bisnis dapat bertumbuh secara menguntungkan,” ungkapnya.

Selain itu, Indonesia Re juga meningkatkan layanan salah satunya melalui penerapan New Excellent Service (NES), yaitu layanan pelaporan klaim yang memungkinkan ceding menerima pencairan klaim hanya dalam waktu 10 hari sejak persetujuan klaim.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat memaparkan, dengan mengadopsi penggunaan Data Management Service (DMS) dan Workflow System memungkinkan akselerasi segala proses pengelolaan data, khususnya dalam hal pelaporan klaim dari pihak ceding. “Bahkan secara statistik dari tahun ke tahun, pancairan dapat direalisasikan hanya 1-2 hari saja, begitu semua data terverifikasi,” ucapnya.

Delil melanjutkan, meskipun sektor reasuransi sepenuhnya business-to-business, pihaknya selalu berupaya untuk memberikan dukungan optimal kepada industri asuransi, yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dengan berbagai layanan dan service level yang mumpuni.

“Karena biasanya prosedur pencairan klaim yang lama dan berbelit kerap menjadi salah satu alasan kenapa masyarakat ragu untuk berasuransi. Oleh karena itu, lewat NES, kami berupaya meminimalisir kekhawatiran tersebut,” tukasnya. (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

5 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

6 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

8 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

9 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

9 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

12 hours ago