Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Ibrahim)
Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut B. Panjaitan mengatakan Indonesia merupakan negara yang berdaulat dan independen, meski telah resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS atau kelompok negara-negara yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Luhut menjelaskan sehingga Indonesia tidak harus berpihak kepada satu negara maupun kubu tertentu, seperti China maupun Amerika Serikat (AS).
“Kita negara berdaulat besar. Indonesia terlau besar untuk berpihak ke satu negara, ya maskud saya waktu itu China dan AS. Kita ndak perlu. Apalagi sekarang ini dengan presiden seperti Pak Prabowo nggak perlu. Kita perlu merdeka, kita perlu independen,” kata Luhut dalam Konferensi Pers, Kamis 9 Januari 2025.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Gabungnya RI ke BRICS Bisa Buka Peluang Investasi
Baca juga: Resmi Masuk ‘Geng’ BRICS, Indonesia Dinilai Perlu Waspadai Hal ini
Luhut menjelaskan bahwa bergabungnya Indonesia menjadi anggota BRICS akan memberikan keuntungan, yakni dapat memperluas akses pasar Indonesia.
Selain itu, saat ini pihaknya juga mencermati masalah-masalah yang terdapat di negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia seperti AS dan China yang masih bergejolak.
Baca juga: Indonesia Resmi Masuk ‘Geng’ BRICS, Ini Dia Keuntungan dan Kerugiannya
Baca juga: World Bank Kritik Pajak RI, Luhut Jelaskan Alasan Hadirnya Core Tax
“Apa keuntungan kita dengan BRICS? market kita lebih besar. Karena ini masalah kalau tidak hati-hati persolaan yang ada Tiongkok, persoalan di Eropa, di mana gas dari Rusia distop mereka itu akan terjadi nanti masalah krisis enegi di Eropa dan dia turunkan ke China,” pungkas Luhut.
“Dan China masalah ekonominya sekarang lagi kurang baik dan AS uncertainty tinggi karena tarif belum jelas berapa mau dinaikan oleh Presiden Trump,” tambahnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More