Beijing—Usaha Kecil dan Menengah merupakan pilar ekonomi Asia. Namun demikian sektor ini di banyak negara di Asia belum banyak berkembang. Hal itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya, belum ada definisi yang sama soal UKM di antara negara majun dan negara berkembang, serta minimnya akses UKM ke sektor keuangan.
Padahal, mengutip data Data Sherpa Indonesia, sekitar 90% perusahaan di Asia adalah UKM, dan 60% pasar tenaga kerja di Asia bekerja pada sektor UKM. Rizal Affandi Lukman, Sherpa Indonesia yang juga adalah Deputi Menko Perekonomian Bidang Kordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional menyebutkan, di Indonesia, UKM merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berkontribusi sebesar 55%-58% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mempekerjakan sedikitnya 90% dari tenaga kerja nasional.
“Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk belum adanya pengertian yang sama antara negara maju dan negara berkembang terkait konsep “small” dan “medium” pada SMEs, hambatan terhadap akses sumber pendanaan, akses pasar yang minimum, kurangnya program kerja yang integratif , serta tidak adanya manajemen yang baik pada sejumlah SMEs”, ujar Rizal saat menyampaikan lead intervention pada Sesi Robust International Trade and Investment, khususnya menyangkut isu partisipasi Small and Medium-sized Enterprises (SMEs) pada Global Value Chains (GVCs) dan perdagangan global di acara pertemuan Sherpa G20 yang berlangsung di Beijing, akhir minggu lalu.
Dalam pertemuan yang bertujuan untuk menyusun guidelines terkait isu dan fokus kerja G20 sepanjang tahun 2016 di bawah Presidensi RRT ini, Rizal juga menyampaikan, bahwa banyak UKM di negara berkembang belum menjadi bagian dari GVCs.
Untuk itu, sejalan dengan rencana Pemerintah untuk memberikan sejumlah insentif kepada para pelaku UKM, Sherpa mendorong agar G20 tahun ini dapat bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan UKM di negara berkembang agar mampu berkompetisi secara global melalui capacity building, termasuk dalam meningkatkan standar produk yang dihasilkan. Hal ini pada gilirannya dapat mendorong keterlibatan UKM di negara berkembang dalam rantai perdagangan global.
Selain itu, sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Sherpa menekankan agar G20 dapat terus mendukung sistem perdagangan multilateral-internasional yang transparan dan saling melengkapi. Ini sebagai upaya penting untuk meningkatkan pertumbuhan perdagangan global yang saat ini berada di bawah 3%.
Dalam kesempatan itu, Presidensi RRT mengangkat 4Is, yakni innovative, invigorated, inclusive, and interconnected growth sebagai tema G20 tahun 2016. Sejumlah isu yang akan dibahas sepanjang tahun ini termasuk innovation, digital economy, new industrial revolution, trade and investment, international financial regulation, dan inclusive development. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More