Jakarta—Sektor konstruksi memiliki potensi yang sangat besar untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal itu yang masih kurang dilakukah Indonesia. Padahal jika Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik, Indonesia berpotensi memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Bank Dunia menunjukkan, kurangnya infrastruktur ini yang menyebabkan pertumbuhan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Untuk itu, dalam lima tahun kedepan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Pasalnya, ada potensi sekitar US$267 miliar yang bisa di garap. Artinya, berpotensi menjadi negara dengan pasar kontruksi terbesar di wilayah ASEAN.
Direktur Jenderal BIna Konstruksi, Yusid Toyib mengatakan, mahalnya biaya barang dan jasa di Indonesia masih menjadi kendala yang menghambat perkembangan sektor konstruksi. Hal ini membuat daya saing Indonesia kalah disbanding negara-negara tetangga. Pemerintah kemudian mulai menyederhanakan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur, untuk memungkinkan pelaksanaan yang lebih baik di sektor prioritas seperti: jalan, transportasi, pelabuhan dan listrik.
Selain itu, Indonesia juga masih terkendala persoalan minimnya jumlah pekerja berkualitas di sektor konstruksi. Data Kementrian Pekerjaan Umum menyebutkan jumlah pekerja konstruksi baru mencapai 7,2 juta. Sementara data LPJKN per Agustus 2015 mencatat, jumlah tenaga ahli yang bersertifikat hanya mencapai 109 ribu pekerja. Kemudian, jumlah pekerja yang bersertifikat hanya mencapai 387 ribu, dan jumlah orang yang memiliki otorisasi untuk bekerja di kawasan ASEAN hanya mencapai 478 orang.
“Kita dapat disusul Singapura dan Malaysia. Jika kita tidak maju dengan lebih cepat lagi, dan kita tidak akan dapat merasakan keuntungan dari program Masyarakat Ekonomi ASEAN yang terintegrasi ini.” ujar Yusid.(*) Apriyani Kurniasih
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More