Moneter dan Fiskal

Indonesia Alami Inflasi 1,65 Persen di Maret 2025

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2025 terjadi inflasi sebesar 1,65 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan, secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,03 persen yoy dan dalam tahun kalender juga mengalami inflasi 0,39 persen.

“Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan Maret 2024,” ujar M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 8 April 2025.

Habibullah menjelaskan, pada kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi terbesar pada Maret 2025 terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 8,45 persen dengan andil 1,18 persen.

“Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil infalsi sebesar 1,18 persen,” jelasnya.

Baca juga: 4 Jurus Pemerintah Jaga Inflasi di Kisaran 2,5 Persen Plus Minus 1 Persen

Adapun komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah harga pangan. Rinciannya, bawang merah dengan inflasi sebesar 0,11 persen. Kemudian, cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,06 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen, serta daging ayam ras 0,03 persen.

“Selain itu, terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi pada Maret 2025 antara lain, kenaikan tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,04 persen,” ungkapnya.

Secara rinci, kata Habibullah, berdasarkan komponen inflasi yang terjadi di Maret 2025 utamanya didorong oleh komponen harga diatur pemerintah yang mengalami inflasi sebesar 6,53 persen dengan andil inflasi sebesar 1,16 persen.

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen diatur pemerintah adalah tarif listrik dan tarif angkutan antarkota,” paparnya.

Selanjutnya, komponen bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,93 persen, yang memberikan andil inflasi sebesar 0,33 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, beras, dan bawang putih.

Baca juga: Menakar Krisis Moneter dengan Makin Melemahnya Rupiah di Tengah Gejolak Perang Dagang Global

Sementara, untuk komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan andil sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

Habibullah menyebutkan, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, seluruh provinsi mengalami inflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 2,88 persen mtm. Sedangkan, inflasi terendah terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,08 persen mtm,” tandasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

15 hours ago