Jakarta – Informasi mengenai fenomena equinox atau gerak semu Matahari tepat di khatulistiwa beredar viral di media sosial X (Twitter). Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa fenomena tersebut bisa berdampak terhadap peningkatan suhu panas di Indonesia.
Lantas, apa itu fenomena equinox?
Dirangkum dari beberapa sumber, yaitu Tribunjogja.com dari Nasional Geographic Indonesia, Kompas.com dan laman resmi BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Equinox adalah salah satu fenomena astronomi ketika matahari melintasi garis khatulistiwa. Ketika terjadi Equinox, matahari dan bumi berada pada jarak yang paling dekat.
Akibatnya, wilayah tropis di sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum. Nah, selama Equinox berlangsung, durasi siang dan malam di bumi hampir sama, yaitu sekitar 12 jam di atas wilayah masing-masing yang dilaluinya.
Wilayah yang berada di bagian subtropis utara maupun selatan juga mengalami hal serupa, tentang kesamaan durasi antara siang dan malam.
Baca juga : Waspada! Ini Dampak Cuaca Ekstrim Pada Mobil Anda
Fenomena ini terjadi setahun 2 kali saja, yaitu pada 21 Maret dan 23 September. Namun, ada pula yang meyakini fenomena Equinox terjadi antara tanggal 19-21 Maret dan 22-23 september.
Sub Koordinator Hubungan Pers dan Media Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwi Rini Endra Sari mengonfirmasi bahwa fenomena Equinox akan terjadi di Indonesia pada hari Kamis, 21 Maret 2024.
Menurutnya, fenomena Equinox merupakan fenomena astronomi yang umum terjadi. Fenomena Equinox bisa menyebabkan peningkatan suhu di Indonesia. Namun, peningkatan suhu yang terjadi tidak terlalu signifikan.
Menurut Dwi Rini, fenomena Equinox tidak berdampak pada musim di Indonesia. Pihak BMKG menerangkan, faktor utama yang menyebabkan peningkatan suhu atmosfer bukan Equinox, tetapi hal lain.
Baca juga : Cuaca Ekstrem Arab Saudi Tak Halangi Jemaah Tunaikan Ibadah di Masjidil Haram
Berikut beberapa faktor yang membuat cuaca di Indonesia begitu panas:
Faktor-faktor tersebut memiliki dampak yang lebih besar terhadap panasnya suhu di suatu wilayah, dibandingkan dengan dampak fenomena Equinox. Ketika tutupan awan di suatu wilayah sangat sedikit, maka radiasi matahari yang mencapai Bumi dapat mencapai titik maksimum.
Hal itu lantas menyebabkan peningkatan suhu di wilayah yang bersangkutan.
Selain itu faktornya adalah kelebihan gas-gas rumah kaca di atmosfer juga dapat menyebabkan lapisan ozon menipis, sehingga semakin banyak sinar UV yang lolos dari atmosfer bumi, kemudian mencapai permukaan. Itulah yang membuat cuaca begitu panas beberapa waktu terakhir. (*)
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More