Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Irawati)
Poin Penting
Jakarta – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2025 merosot berada di level 115, angka ini menjadi level terendah sejak April 2022 yang sebesar 113,1.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, faktor yang menyebabkan melemahnya IKK adalah kondisi perekonomian melambat. Terlebih, adanya aksi demonstrasi pada Agustus 2025 lalu juga memicu turunnya keyakinan konsumen.
“Kalau Anda lihat memang September jatuh dalam karena memang ekonominya melambat pada waktu itu. Dan masyarakat mulai kehilangan harapan. Makanya Anda lihat demo-demo yang rame sekali dan bahayanya waktu itu kalau nggak dibalik, akan terus turun ke bawah dan instabilitas akan meningkat terus,” kata Purbaya saat ditemui di Kantor LPS, dikutip, Kamis, 9 Oktober 2025.
Baca juga: Indeks Keyakinan Konsumen Merosot ke Level Terendah Sejak 2022
Meski begitu, Purbaya optimis pada Oktober ini level optimisme konsumen akan berbalik membaik. Menurutnya, pendataan IKK di Oktober masih berlangsung, dengan harapan pandangan maupun kepercayaan masyarakat menjadi lebih baik.
“Tapi Oktober kan beda, sudah kita balikkan sedikit optimismenya. Harusnya nanti kalau survei Oktober keluar, akan cenderung naik. Masih ada kan surveinya, kan 1 sampai 2 minggu pertama setiap bulan. Jadi masih masuk sampel bulan Oktober ini, di mana keadaan sudah agak membaik,” jelasnya.
Purbaya menilai, data IKK penting untuk digunakan dalam melihat kondisi perekonomian di Tanah Air. Ia menyatakan, kepercayaan masyarakat juga sudah mulai menurun mulai Juli-Agustus 2025. Di samping itu, indeks kepercayaan pemerintah juga pada level waspada.
“Jadi sebetulnya turunnya bukan di September aja kan, Juli-Agustus sudah turun juga. Tapi yang September turunnya agak dalam kalau nggak salah. Agustus juga dalam. Tapi kalau Anda lihat indeks keyakinan ke pemerintah, turunnya cukup dalam ke level yang kalau nggak hati-hati bisa bahaya,” ungkapnya.
Dalam hal ini, Purbaya juga menyebutkan bahwa pemerintah tengah berupaya untuk kembali mendorong perekonomian dalam jangka menengah dan panjang. Hal tersebut memang membutuhkan waktu beberapa bulan ke depan untuk memberikan dampak nyata.
Salah satunya, dengan adanya stimulus ekonomi seperti program magang, insentif pajak untuk UMKM dan lain sebagainya.
Baca juga: Kejar Target Ekonomi 8 Persen, Rosan Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor
“Itu (program magang) 20.000 orang pertama, nanti kalau nggak salah ditambahin lagi 20.000, kalau nggak ditambah 20.000 lagi, sampe targetnya 100.000,” bebernya.
“Tapi saya nggak mau mengalokasikan dana terlalu banyak ketika programnya belum terserap atau belum banyak. Jadi itu akan dalam jangka pendek akan menciptakan lapangan kerja dalam jangka pendek,” tambah Purbaya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More