Moneter dan Fiskal

Indeks Keyakinan Konsumen Merosot ke Level Terendah Sejak 2022

Poin Penting

  • Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun ke 115 pada September 2025, level terendah sejak April 2022, namun masih berada di zona optimis (>100).
  • Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) melemah ke 102,7, ditopang optimisme penghasilan (112,9) dan pembelian barang tahan lama (103,2)
  • Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga melemah ke 127,2, seiring penurunan ekspektasi penghasilan dan kegiatan usaha.

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi merosot. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2025 berada di level 115, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 117,2. Angka tersebut juga menjadi terendah sejak April 2022 yang menyentuh level 113,1.

Berdasarkan Hasil Survei Konsumen BI, IKK pada September 2025 masih mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga, yang masih berada di level optimis di atas 100.

Optimisme tersebut tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 102,7, meskipun lebih rendah daibandingkan 105,1 pada bulan sebelumnya.

Terjaganya IKE bersumber dari komponen Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/ Durable Goods (IPDG) yang tercatat di level optimis masing-masing sebesar 112,9 dan 103,2. Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (KLK) masih berada di level pesimis sebesar 92,0.

Baca juga: Airlangga: Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Ekonomi RI Termasuk Tertinggi di G20

Secara umum, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini tercatat tetap optimis untuk seluruh kelompok konsumen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, indeks tertinggi tercatat pada responden pengeluaran > Rp5 juta (122,3), diikuti oleh pengeluaran Rp4,1-5 juta (112,6).

Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp1-2 juta merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami kenaikan persepsi terhadap penghasilan saat ini menjadi sebesar 104,9.

Namun, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini berada pada zona pesimis (<100) pada kelompok pendidikan SMA dan Akademi/Diploma dengan indeks sebesar 86,4 dan 99,5.

Sementara kelompok pendidikan Sarjana dan Pascasarjana tercatat meningkat dan berada pada zona optimis dengan indeks masing-masing sebesar 106,0 dan 121,8. Berdasarkan kelompok usia, seluruh responden pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini.

Pun demikian dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat sebesar 127,2, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 129,2. 129,2.

IEK September 2025 didukung oleh Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) sebesar 123,1, sedikit meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 122,8. 

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) tercatat masing-masing sebesar 134,3 dan 124,2, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 136,7 dan 128,2

Persepsi responden terhadap ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan mengalami peningkatan terbesar pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta sebesar 124,4, diikuti Rp4,1-5 juta 137,0, dan > Rp5 juta 144,5. Sementara penurunan optimisme terjadi pada kelompok pengeluaran Rp2, 1-3 juta 120,8 dan Rp3,1-4 juta 127,6.

Baca juga: Menteri Rosan: Target Ekonomi 8 Persen Butuh Investasi Rp13.032 Triliun

Berdasarkan kelompok usia, ekspektasi penghasilan pada kelompok usia 31-40 tahun sebesar 135,4 dan 51-60 tahun 125,3 tercatat menurun, sedangkan kelompok usia lainnya tercatat meningkat. 

Selanjutnya, prakiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang tercatat meningkat pada tingkat pendidikan akademi/diploma sebesar 128,2 dan sarjana 126,4, sementara tingkat pendidikan lainnya tercatat menurun.

Sedangkan berdasarkan kelompok usia, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja tercatat meningkat pada kelompok 20-30 tahun sebesar 127,2, 41-50 tahun 128,2, dan >60 tahun 111,5. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

9 mins ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

26 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

30 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago