Moneter dan Fiskal

INDEF: Utang Luar Negeri Indonesia Dalam Status Waspada

Jakarta– Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) secara tegas mengkritisi keputusan pemerintah untuk terus menaikkan utang luar negeri. Seperti diketahui, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD357,5 miliar.

“Utang luar negeri pemerintah tercatat telah menyalip utang luar negeri swasta ini statusnya waspada. Pada utang luar negeri pemerintah dan bank sentral sebesar USD183,4 miliar, serta utang swasta sebesar USD174,2 miliar. Swasta saja sudah mulai mengerem utang dari luar negeri. Semisal pada tahun 2015 utang luar negeri swasta hanya tumbuh 2,77 persen, padahal 2014 masih tumbuh 14,75 persen,” jelas Ekonom INDEF Ahmad Heri Firdaus pada diskusi “INDEF Menggugat Produktifitas Utang” di Kantor INDEF Jakarta, Rabu 21 Maret 2018.

Tak hanya itu, utang Pemerintah saat ini bergantung pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan persentase kepemilikan asing yang tinggi. Pemerintah menggeser dominasi utang luar negeri menjadi utang dalam negeri melalui penerbitan SBN.

Baca juga: Efektifitas dan Produktifitas Utang Indonesia Masih Rendah

“Pasalnya, SBN yang dimiliki asing mendominasi sejak 2014 dan terus berlanjut hingga Juni 2017 yang mencapai 39,5 persen dari total SBN. Hal ini perlu diwaspadai karena rentan jika terjadi capital outflow akan sangat berisiko bagi stabilitas perekonomian,” tambah Heri.

Selain itu Heri menilai, stabilitas Rupiah masih dapat berpengaruh pada dominasi asing dimana utang Pemerintah yang komposisinya sebagian besar berupa penerbitan obligasi sebesar 81 persen yang didominasi oleh porsi kepemilikan asing disekitar 40 persen trennya terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Porsi asing ini telah membuka ruang peningkatan volatilitas nilai tukar Rupiah. Saat perekonomian global mengalami tekanan seperti saat ini, maka potensi arus modal keluar akan meningkat dan selanjutnya membuat Rupiah semakin berfluktuasi,” jelas Heri.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Januari 2018 tercatat sebesar USD357,5 miliar atau meningkat 10,3 persen (yoy), terdiri dari utang sektor pemerintah dan bank sentral sebesar USD183,4 miliar, serta utang swasta sebesar USD174,2 miliar.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Korban PHK Dapat 60 Persen Gaji Selama 6 Bulan di 2025, Begini Detailnya

Jakarta – Pemerintah bakal memberikan bantuan tunai sebagai dukungan kepada para pekerja yang menjadi korban… Read More

8 hours ago

Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar, Crazy Rich Budi Said Ajukan Banding

Jakarta – Crazy Rich Surabaya, Budi Said mengajukan banding usai dirinya divonis 15 tahun penjara… Read More

8 hours ago

Top! Pemerintah Beri Diskon 50 Persen Iuran BPJS Ketenagakerjaan di 2025, Ini Ketentuannya

Jakarta - Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi 2025 dengan salah satu langkah utamanya adalah pemberian… Read More

8 hours ago

Indef Soroti Masalah Fiskal yang Bikin Utang RI Makin Bengkak

Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini… Read More

10 hours ago

Waskita Beton Precast Raih Kontrak Baru Rp2,22 Triliun per November 2024, Ini Rinciannya

Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mencatatkan capaian positif yang ditandai dengan… Read More

11 hours ago

BOII Targetkan Laba 2025 Naik Dua Kali Lipat di Tengah Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta - Pemerintah resmi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen.… Read More

14 hours ago