Moneter dan Fiskal

Indef Prediksi Hingga Akhir Tahun Suku Bunga Acuan 4,25%

Jakarta – Institute for Development Economic and Finance (Indef) memperkirakan, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate akan bertahan di level 4,25 persen hingga akhir 2017, sejalan dengan upaya BI dalam menjaga stabilitas rupiah yang berada dalam tren terdepresiasi.

Menurut Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, Rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 Oktober 2017 akan memutuskan untuk menahan BI 7-day Repo Rate di level 4,25 persen. “Memang seharusnya ditahan terlebih dahulu,” ujar Enny, di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2017.

Menurutnya, jika BI menurunkan kembali suku bunganya 25 basis poin lagi, maka laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan melanjutkan tren depresiasi, mengingat tingginya risiko fiskal terkait penambahan utang pemerintah. “Ada potensi shortfall pajak 2017 dan ada beban utang yang tinggi,” ucapnya.

Selain itu, keputusan untuk kembali menurunkan BI 7day Repo Rate juga tidak sejalan dengan agenda akhir tahun terkait repatriasi. “Repatriasi tahun ini akan besar, sehingga kebutuhan terhadap valuta asing akan meningkat. Sekarang persoalan suku bunga acuan tidak konkret lagi di pasar,” jelas Enny.

Dengan demikian, lanjut Enny, jika BI kembali menurunkan suku bunga acuan dari posisi saat ini sebesar 4,25 persen, maka dipastikan rupiah akan terdepresiasi terhadap dollar AS. “BI jangan mengandalkan nilai cadangan devisa. Perlu diingat, saat ini risiko fiskal kita sedang meningkat dan harus diantisipasi,” paparnya.

Berdasarkan kajian Indef, pada Desember mendatang Federal Reserve AS belum akan menaikkan tingkat suku bunga Fed Fund Rate. “Sebagian besar indikator makroekonomi di AS belum mengalami recovery sesuai ekspektasi awal, bahkan tingkat pengangguran juga tercatat masih meningkat,” katanya.

Sementara tingkat pertumbuhan ekonomi China di 2017 yang diproyeksikan sebesar 6,5 persen juga akan mengganggu kondisi makro di Indonesia. “Ekspor kita akan melambat, padahal neraca perdagangan kita belum bagus. Sementara itu, repatriasi kita di akhir tahun bakal meningkat, kondisi cadev juga masih rentan,” tutupnya.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

7 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

7 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

7 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

8 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

8 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

9 hours ago