Ekonomi dan Bisnis

INDEF: Peningkatan Utang RI Tidak Berpihak Pada Penciptaan Lapangan Kerja

Jakarta– Utang Luar Negeri Indonesia tercatat terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bagaimana tidak, hingga triwulan IV-2017 kemarin utang RI tercatat meningkat 10,1 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dradjad H. Wibowo menilai, penggunaan utang yang digencarkan Pemerintah untuk sektor infrastruktur kurang berpihak pada penciptaan lapangan kerja.

“Tambahan utang banyak untuk infrastuktur dan infrastruktur kita liat rasionya untuk penciptaan kerja kecil sekali , artinya tambahan utang yang bebannya ditanggung anak cucu kita itu sekarang belum produktif dari sisi penciptaan kerja. Artinya ada yang salah dengan desain pembangunan infrastruktur kita,” jelas Dradjad di kantor Indef Jakarta, Selasa 20 Februari 2018.

Dirinya menjelaskan, untuk sektor kontruksi pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) hanya memberikan tambahan penduduk bekerja sebesar 134 ribu penduduk pertahun. Jumlah ini lebih rendah jika dibandingkan pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono yang mencapai rata-ratanya 483 ribu pertahun.

Baca juga: INDEF: Transportasi Online Serap 169 Ribu Tenaga Kerja Pertahun

Dradjad juga sependapat bila pembangunan infrastruktur dapat memberikan dampak jangka panjang untuk perekonomian nasional, namun pihaknya mendorong pemerintah pusat untuk dapat menyalurkan penggunaan utang tersebut ke infrastruktur pedesaan yang meningkatkan kualitas penciptaan lapangan kerja.

“Pembangunan infrastruktur ini digenjot jalan tol terus, kenapa gak bangun infrastruktur di pedesaan seperti gorong-gorong dan fasiltas publik yang meningkatkan penyerapan kerja. Dan jalan pedesaan dan jembatan itu akan memperbaiki lapangan kerja. Untuk beberapa infrastruktur misal pembangkit listrik itu penyerapannya tenaga kerjanya tidak banyak,” tukas Dradjad

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat, pada triwulan IV 2017 Utang Luar Negeri RI naik menjadi US$352,2 miliar. Jumlah Utang Luar Negeri Indonesia ini mengalami kenaikan 10,1 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama (yoy).

Perkembangan Utang Luar Negeri RI  naik karena adanya kenaikan di sektor publik maupun swasta, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

2 hours ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

2 hours ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

2 hours ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

3 hours ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

9 hours ago

Tingkatkan Rasa Aman di Kampus, Maximus Insurance Serahkan Polis Asuransi untuk Mahasiswa Unhas

Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More

10 hours ago