Ilustrasi: Bank Himbara. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Kebijakan pemerintah menempatkan dana Rp200 triliun di lima bank badan usaha milik negara (BUMN) dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eisha M Rachbini mengatakan, kebijakan tersebut dapat mempercepat pergerakan perekonomian apabila dana tersalurkan dengan optimal.
“Dari sisi kredit dan likuiditas, stimulus Rp200 triliun harusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit harus naik secara signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya, dinukil ANTARA, Jumat, 21 November 2025.
Indef memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 mencapai 5,0 persen. Kondisi ini, sebut dia, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti meningkatnya ketidakpastian global, pemulihan konsumsi domestik yang belum optimal, dan dominasi sektor informal dalam pasar kerja.
Baca juga: Plus Minus Penempatan Dana Rp200 Triliun ke Himbara Menurut BI
“Dinamika ekonomi global masih diwarnai ketidakpastian. Perang dagang kemungkinan masih berlanjut. Kami nilai pertumbuhan ekonomi ada di angka 5 persen,” jelasnya.
Ekonom Senior Indef Didin S. Damanhuri menambahkan, penyaluran kredit dari dana Rp200 triliun perlu diprioritaskan untuk pengembangan dan penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat menjadi lebih inklusif karena dampaknya menjangkau masyarakat lapisan terbawah.
“Dana Rp200 triliun yang disalurkan dari Bank Indonesia ke lima bank BUMN itu bagaimana agar mendorong pemerataan tadi? Cita-cita Presiden Prabowo ingin pertumbuhan lewat pemerataan, maka orientasi pembangunan inklusif harus dirinci,” ujar dia.
Baca juga: Rosan Tegaskan Himbara Tak Asal Serap Dana Rp200 Triliun dari Pemerintah
Sementara itu, Ekonom Senior Indef Aviliani mengungkapkan bahwa stimulus Rp200 triliun dari pemerintah memberikan dampak positif bagi dunia usaha. Ia mencatat suku bunga perbankan mulai menurun sejak dana tersebut digelontorkan.
“Sejak adanya dana Rp200 triliun dari pemerintah di bank-bank BUMN, suku bunga langsung turun. Ketika itu mulai diguyurkan, suku bunga turun, permintaan mulai bertambah,” kata Aviliani.
Ia menambahkan, penempatan dana tersebut perlu disertai kebijakan pendukung dari kementerian dan lembaga agar dampaknya lebih maksimal.
“Sekarang ini banyak sekali keinginan Presiden Prabowo yang bagus, tapi belum terimplementasi. Bank itu follow the business. Kebijakan-kebijakan pemerintah harus diarahkan ke arah mana investor masuk,” ujar Aviliani.
Adapun pemerintah telah menempatkan dana senilai Rp200 triliun di empat bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Per 31 Oktober 2025, dana tersebut yang telah disalurkan dalam bentuk kredit senilai Rp188 triliun.
Kemudian pada 10 November 2025, pemerintah kembali menempatkan dana Rp76 triliun ke Himbara dan Bank Jakarta, dengan rincian Rp25 triliun masing-masing untuk BRI, Mandiri, dan BNI, serta Rp1 triliun untuk Bank Jakarta. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More