Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memandang kredit perbankan masih dapat tumbuh positif hingga 6% pada tahun 2021. Meski begitu, Direktur INDEF Tauhid Ahmad menilai laju pertumbuhan kredit tersebut masih dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi covid-19.
“Laju kredit perbankan diprediksi hanya 5% sampai 6%, inikan normalnya 9% hingga 10%,” kata Tauhid melalui diskusi virtual di Jakarta, Senin 23 November 2020.
Tauhid memandang penyaluran kredit perbankan ibarat aliran darah manusia yang belum terdorong oleh permintaan pasar. Oleh karena itu dirinya memandang keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan jadi 3,75% sangat tepat sebagai pendorong penyaluran kredit.
“BI turunkan suku bunga jadi 3,75% untuk mengantisipasi penurunan kredit bank yang sempet 0,28% bahkan minus, ini harus ditingkatkan. Karena kami lihat tahun depan masih terjadi (pelemahan) dan menghantui pertumbuhan kredit kita,” tukas Tauhid.
BI mencatat penyaluran kredit perbankan mengalami terkontraksi pada September 2020. Tercatat kredit hanya tersalurkan Rp5.529,4 tiliun atau tumbuh negatif 0,4% (yoy). Angka tersebut anjlok bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya di Agustus yang masih tumbuh positif 0,6%, (YoY). (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More