Moneter dan Fiskal

INDEF: Kebijakan Impor Menstimulus Kenaikan Harga Komoditas Lainnya

Jakarta – Sektor pangan dalam negeri makin menyandarkan kecukupan pasokan melalui impor, dimana lebih dari 60 persen bahan baku makanan harus dipenuhi dari impor. Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, kebijakan ini akan menstimulus kenaikan harga komoditas lainnya.

Menurut Enny Sri Hartati, selaku Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), “Kebijakan impor pangan ini notabennya meningkatkan inflasi. Kalau bahan pokok naik, komponen lain terstimulus juga”, ujarnya di Kantor INDEF, Jakarta, 18 April 2018.

Meski sampai 2017, neraca perdagangan sektor pertanian masih mencatat surplus US$26,7 miliar karena sektor perkebunan, namun neraca perdagangan tanaman pangan, holtikultura, dan peternakan mengalami defisit.

Neraca perdagangan tanaman pangan defisit US$ 6,23 miliar, holtikultura defisit US$ 1,79 miliar, dan peternakan defisit US$ 2,74 miliar.

Baca juga: Kenaikan Ekspor RI Tak Dibarengi Penurunan Impor

Stabilitas harga pangan menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mengendalikan inflasi. INDEF mencatat, setidaknya terdapat dua alasan terkait stabilitas harga pangan. Pertama, pangan menjadi porsi terbesar dalam pengeluaran mayoritas rumah tangga di Indonesia, terutama rumah tangga miskin dan rumah tangga hampir miskin. Kedua, volatilitas harga pangan yang tinggi.

Kedua hal tersebut menurut INDEF, yang menjadikan komponen pangan menjadi penyumbang besar dalam pembentukan inflasi di Indonesia sehingga stabilitasnya wajib dijaga. Porsi pengeluaran pangan rumah tangga yang besar menjadikan volatilitas harga pangan berdampak pada daya beli.

“Neraca perdagangan cenderung turun, tetap negatif dari sisi tren simulasi ini. Implikasinya akan menimbulkan daya saing dari barang-barang komoditas ekspor kita terdistorsi, sehingga daya saingnya melemah”, tutup Enny. (Bagus)

Risca Vilana

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

3 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

9 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

10 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

10 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago