Eko Listiyanto, Direktur Pengembangan Big Data INDEF. (Tangkapan layar webinar: M. Adrianto)
Jakarta – Harga saham bank-bank BUMN atau bank himbara terus menurun dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun ada beberapa faktor yang memengaruhi, bergabungnya bank-bank ini dengan Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disebut sebagai salah satu penyebabya.
Menurut Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), seharusnya jika Danantara dianggap menarik bagi investor, harga saham bank Himbara akan mengalami kenaikan atau rebound.
“Katakanlah dalam beberapa minggu terakhir sejak Danantara diluncurkan, kalau pasar merespons positif, seharusnya saham-saham (bank) BUMN yang masuk Danantara ini justru pergerakannya berubah, langsung balik arah,” ujar Eko Listiyanto, Direktur Pengembangan Big Data INDEF, dalam Diskusi Publik INDEF bertajuk “Danantara: Menuju Transformasi Atau Ambisi Sentralisasi” pada Selasa, 25 Maret 2025.
Baca juga: INDEF Soroti Pengurus Danantara yang “Gemuk” dan Rentan Konflik Kepentingan
Namun, kenyataannya, saham bank-bank tersebut terus mengalami penurunan. Artinya, pasar merespons negatif terhadap bergabungnya bank-bank Himbara ke Danantara.
Eko menilai ada indikasi bahwa investor masih meragukan kemampuan Danantara dalam menghasilkan keuntungan bagi negara. Jika pasar yakin akan prospek bank-bank yang masuk ke Danantara, harga sahamnya harusnya menghijau.
“Kalau memang dengan masuknya bank-bank BUMN bisa membuat prospek bank-bank ini menjadi lebih bagus, harusnya sudah terlihat dari tanda-tanda jangka pendek, yaitu dari saham bank-nya,” tegas Eko.
Baca juga: Sri Mulyani Kucurkan PMN Rp8 Triliun untuk Agrinas, Hasil Transformasi 3 BUMN
Menurut Eko, ada dua alasan utama mengapa investor belum begitu tertarik dengan Danantara.
Khusus untuk bank-bank Himbara, Eko menilai bahwa bergabungnya mereka ke dalam Danantara justru akan semakin membatasi ruang gerak perusahaan dalam mengembangkan inovasi dan mengelola profit.
“Dugaan saya, dengan adanya Danantara ini, bank-bank BUMN ini tidak akan punya banyak ruang keleluasaan dalam mengembangkan inovasi-inovasi ke depan untuk mengelola profit, karena mereka akan digabung dengan BUMN-BUMN lain,” lanjut Eko.
Selain itu, rencana untuk menggabungkan seluruh BUMN ke dalam Danantara juga menimbulkan kekhawatiran. Hal ini dapat menyebabkan tercampurnya perusahaan-perusahaan yang sehat dengan yang tidak sehat, yang pada akhirnya menimbulkan kecurigaan terhadap pengelolaan internal BPI Danantara.
Sebagai informasi, BUMN memiliki lima bank, yakni Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS).
Baca juga: OJK Beberkan Utang BUMN Karya di Bank Himbara Turun, Sisanya Tinggal Segini
Berdasarkan pantauan Infobanknews, kelima saham tersebut mengalami penurunan harga dalam enam bulan terakhir. Bahkan, sejak Danantara diresmikan satu bulan lalu, kondisi saham-saham ini belum juga membaik.
BRIS menjadi bank yang mengalami kontraksi harga terdalam, yakni sebesar 20,74 persen, kini berada di level Rp2.360 per lembar. Disusul dengan BBTN dengan penurunan 9,89 persen menjadi Rp820, serta BBNI, turun 9,69 persen ke angka Rp3.820.
BBRI dan BMRI menjadi 2 saham yang mengalami penurunan saham terendah dalam sebulan terakhir, masing-masing sebesar 1,58 persen dan 4,31 persen menjadi Rp3.740 dan Rp4.660. (*) Mohammad Adrianto
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More