Jakarta–Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, Indonesia akan sulit untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di level 5% pada 2016 ini. Hal ini tercermin disepanjang 2015 lalu perekonomian hanya tumbuh 4,79%
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2016. Menurutnya, selama perekonomian China masih melambat maka dampaknya akan sangat signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
“Perlambatan ekonomi China itu mempunyai dampak yang sangat besar kepada perekonomian global termasuk juga perekonomian Indonesia. Kalau China hanya tumbuh 6%, maka kita tidak mudah untuk mempertahankan tumbuh di 5%,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, anjloknya harga komoditas yang masih terjadi sampai saat ini, juga menjadi penghambat perekonomian nasional. Hal ini sejalan dengan perekonomian China sebagai salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor komoditas Indonesia.
“Penurunan harga komoditas dan harga minyak dunia yang terjadi saat ini menjadi tantangan bagi perekonomian kita,” tukasnya.
Selain itu, dari sisi internal, tingkat daya beli masyarakat yang masih tergolong rendah juga menjadi tantangan perekonomian nasional untuk tumbuh di kisaran 5%. Oleh sebab itu, diharapkan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
“Kebijakan pemerintah untuk mendorong sektor produktif juga belum berjalan secara maksimal. Jadi ketika daya beli masyarakat belum pulih maka sangat sulit untuk mengharapkan pertumbuhan secara signifikan,” ucap Enny.
Menurutnya, jika pemerintah bisa mengatasi terkait dengan daya beli masyarakat atau tingkat konsumsi masyarakat yang rendah, maka diyakini perekonomian Indonesia dapat tumbuh dikisaran 5% dan investasi juga diharapkan dapat tumbuh lebih baik lagi dalam kedepannya.
“Sebenarnya kalau ingin mau fokus, sekalipun kalau memang ada gejolak ekonomi dunia, asal Indonesia mau fokus saja pada itu tadi, maka tentu benchmark pertumbuhan ekonomi di 5% itu masih bisa kita jaga,” paparnya.
Sebagai informasi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2015 mencapai 4,79% atau melambat bila dibanding 2014 sebesar 5,02%, sedangkan di Triwulan IV 2015 ekonomi tumbuh mencapai 5,04 (yoy). (*) Rezkiana Nisaputra
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More