INDEF: 3 Capres-Cawapres Masih ‘Cuek’ Terhadap Pasar Modal Syariah Indonesia

Jakarta – Ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dinilai belum memberikan perhatian kepada pasar modal syariah Indonesia.

Kepala Program Ekonomi Syariah Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, menilai bahwa topik terkait dengan pasar modal syariah masih belum menjadi perhatian bagi ketiga capres tersebut.

“Pasar modal syariah belum jadi perhatian tiga paslon, ditelisik dari dokumen visi misi beberapa telah menyebut kata syariah meskipun tidak spesifik pada pasar modal,” ucap Fauziah dalam Diskusi Catatan Awal Tahun “Visi Capres dan Evaluasi Ekonomi Syariah di Indonesia” dikutip, 13 Januari 2024.

Baca juga: BEI Targetkan Investor Pasar Modal Syariah Tembus 1 Juta di 2024, Begini Jurusnya

Padahal menurutnya, kinerja pasar modal lebih dominan dibanding instrumen lain, di mana Indonesia menjadi negara yang masuk ke dalam tiga teratas di dunia terkait dengan pasar modal syariah.

“Sejak 2021, pemerintah telah menyerap banyak dana dari pasar modal syariah berupa sebagai sumber penerimaan APBN melalui sukuk. Indonesia adalah penerbit green sukuk ritel pertama di dunia pada 2019,” imbuhnya.

Adapun, produk pasar modal selain sukuk yaitu reksa dana syariah di Indonesia juga menjadi penopang terbanyak dari pasar uang sebesar 26 persen.

Meski begitu, perlu adanya perhatian khusus kepada keuangan syariah khususnya pasar modal, hal ini disebabkan karena literasi keuangan syariah hanya tercatat sembilan persen dan inklusi keuangan syariah hanya 12 persen.

Baca juga: Awas! OJK Diam-Diam Nyamar jadi Intel di Warung Kopi, Gali Informasi Pasar Modal

“Pemerintah perlu mendorong pemahaman khususnya bagi anak muda tentang pasar modal syariah karena tingkat pengembalian lebih tinggi dari deposito. Dari sisi supply perlu untuk meningkatkan produk reksadana syariah, pembiayaan pembangunan, sukuk korporasi dan sukuk daerah,” ujar Fauziah.

Sementara dari sisi demand yang paling penting yaitu, mendukung edukasi pasar modal kepada anak-anak, misalnya masuk ke kurikulum sekolah dasar (SD), tabung saham, endorse gen z, dan lainnya. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

38 mins ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

1 hour ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

2 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

4 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

4 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

5 hours ago