Tangerang – Potensi nilai ekonomi digital di Indonesia di prediksi mencapai angka 124 milliar dollar Amerika Serikat. Hal ini pernah disinggung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate beberapa waktu yang lalu. Begitu besarnya potensi ekonomi digital membuat startup di Indonesia tumbuh subur.
Berdasarkan data dari StartupRanking.com, Indonesia saat ini menempati posisi kelima negara dengan total jumlah startup sekitar 2307 startup. Mengungguli negara tetangga seperti Malaysia yang memiliki 299 startup dan Singapura dengan 992 startup.
WGSHub atau PT Wira Global Solusi Tbk. yang merupakan pabrik pembuat startup (Venture Builder) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) turut mengincar pendapatan dari potensi ekonomi digital 2025.
Untuk menggenjot pertumbuhan, WGSHub telah mendapatkan izin pra-efektif per 5 November 2021 dari OJK Pasar Modal dan izin prinsip per October 2021 dari Bursa untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan ticker symbol atau kode WGSH. Melalui IPO, Perseroan dapat dengan leluasa meningkatkan pertumbuhan portofolio dan mengakselerasi potensial bisnis/startup yang saat ini sudah ada di pipeline.
“Kita akan mengembangkan atau bekerjasama dengan empat sampai lima startup setiap tahunnya. Saat ini sudah ada beberapa pipeline untuk dikembangkan, diantaranya di sektor jasa, edukasi, F&B, fashion, dan properti. Kami berharap melalui kepemilikan saham di startup-startup ini dapat meningkatkan valuasi perusahaan secara exponensial,” ujar Direktur Utama WGSHub Edwin dalam keterangannya, 9 November 2021.
Perseroan sendiri sudah memiliki beberapa portfolio startup yang sudah aktif beroperasi, di antaranya ada Luxury Social Commerce Whizliz.com, Industrial Education Techpolitan.co, dan Software as a Service Pagii.co.
“Saat ini kami telah mengantongi izin publikasi atau pra-efektif dari OJK, dan sekarang saham perusahaan kami dapat dipesan oleh masyarakat melalui e-IPO. Harapan kami, dengan menyandang status perusahaan publik, kami dapat menyeleksi lebih banyak pipeline perusahaan SME dan family business. Hanya yang visioner dan terbaik yang kami pilih sebagai mitra,” tambah Erwin Hartanto selaku Komisaris WGSHub.
Perseroan berencana menerbitkan saham baru sekitar 20 persen dari jumlah modal yang disetor penuh setelah IPO, atau sebanyak 208.500.000 lembar saham melalui Penawaran Umum Perdana Saham, dengan rentang harga penawaran antara Rp125 hingga Rp140 per lembar sahamnya. Dengan demikian, jumlah total saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan sebagai Emiten di BEI sebanyak 1.042.500.000 (satu miliar empat puluh dua juta lima ratus ribu) saham, atau sebesar 100% (seratus persen) dari modal ditempatkan atau disetor penuh.
Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja.
Perseroan menargetkan pendapatan dari potensi ekonomi digital 2025 sebesar 3-5%. Untuk merealisasikan target tersebut, saat ini WGSH telah memiliki lebih dari 20 Intellectual Property (IP), dan didukung oleh lebih dari seratus programmer yang tersebar di tiga anak usaha Perseroan, yaitu PT Kirana Tama Teknologi, PT Smooets Teknologi Outsourcing, dan PT Qorser Teknologi. (*)
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024… Read More
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pentingnya mendorong konsumsi di kalangan masyarakat… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, 6 November 2024, ditutup merosot 1,44… Read More
Depok – PT BNI Sekuritas bersama Tomoro Coffee dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Sekolah… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengajak nasabah, khususnya para pelaku usaha… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan dua dari tiga perusahaan baru yang… Read More