Jakarta – PT Bank Jago Tbk (ARTO) membidik pertumbuhan hingga double digit di 2023. Kolaborasi dengan puluhan mitra institusi keuangan akan terus diperdalam demi memacu ekspansi kredit. Selama ini, Bank Jago memang mengandalkan skema channeling dan joint financing.
Direktur Utama Bank Jago, Kharim Indra G Siregar mengungkapkan, sejak awal bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi atau bank digital, Bank Jago memang digagas untuk bisa terkoneksi dengan berbagai ekosistem, terutama ekosistem digital. Sebab itu, model bisnisnya pun banyak mengandalkan pola kemitraan atau kolaborasi dengan berbagai ekosistem. Model bisnis ini sudah terbukti mampu menopang kinerja Bank Jago sehingga tumbuh solid.
“Lewat kolaborasi, kami mampu menjangkaui nasabah dengan biaya yang efisien karena tidak memerlukan kantor cabang fisik. Ini menjadi pilihan strategis kami sejak awal dan akan terus kami lakukan secara konsisten,” ungkap Kharim dalam diskusi bersama awak media di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.
Per September 2022, Bank Jago tercatat sudah menjalin kolaborasi dengan 38 mitra, yang terdiri dari fintech peer to peer lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya. Kolaborasi dengan para mitra inilah yang akan terus diperdalam tahun ini agar mesin bisnis Bank Jago melaju makin kencang. Tidak terkecuali kolaborasi dengan mitra yang terafiliasi dengan Bank Jago, seperti BFI Finance dan GoTo, lewat GoTo Financial.
Sebagai informasi, sejak bertransformasi menjadi bank digital pada 2022, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan signifikan. Per Desember 2019, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago baru Rp285 miliar. Sedangkan hingga tutup tahun 2022, perseroan mencatatkan penyaluran kredit Rp9,3 triliun (tidak diaudit), atau melonjak 75,5% year on year (yoy) ketimbang akhir 2021 sebesar Rp5,3 triliun.
Pada kesempatan sama, Direktur Partnership Business Bank Jago Sonny Christian Joseph menambahkan, tahun ini perseroan berencana menambah satu pilar untuk menggenjot pembiayaan, yakni direct lending atau pembiayaan langsung melalui aplikasi Bank Jago.
Bank Jago akan fokus membidik segmen menengah dan mass market. Segmen ini merupakan pangsa pasar besar. Ada lebih dari 62 juta pelaku UMKM yang masih relatif kurang terlayani perbankan. Pelaku UMKM tersebut tersebar di berbagai sektor atau industri.
“Segmen bisnis debitur yang kami layani beragam. ada yang menjadi bagian dari rantai pasok industri otomotif, platform digital di bisnis logistik, e-commerce, dan sebagainya. Pelaku UMKM yang menjadi bagian dari platform digital menjadi target kami,” imbuh Sonny. (*) Ari Astriawan
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More