Ekonomi dan Bisnis

Impor Meningkat Lebih Cepat dari Ekspor Jadi Hambatan Daya Saing RI

Jakarta – Pemerintah terus meningkatkan daya saing Indonesia di global. Salah satunya mulai dengan mendorong pembangungan proyek infrastruktur sampai peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, pemerintah saat ini tengah fokus menyelesaikan permasalahan daya saing baik untuk jangka menengah panjang maupun jangka pendek.

Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat diskusi Outlook Perekonomian Indonesia 2019 dengan tema “Meningkatkan Daya Saing untuk Indonesia Maju”. Menurutnya, untuk persoalan jangka menengah panjang pemerintah sudah membangun infrastruktur.

“Sebetulnya untuk persoalan menengah, pemerintah sudah membangun infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, fasilitas perpajakan, prosedur perizinan yang kemudian dituangkan ke dalam apa yang disebut dalam OSS (Online Single Submission),” ujarnya di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Sejauh ini, pihaknya telah menerima berbagai pandangan dari stakeholder, sehingga pemerintah bisa menyikapi apa yang harus dirumuskan baik untuk jangka menengah panjang maupun pendek terkait dengan persoalan daya saing. Dalam jangka pendek, biasanya, tambah dia, daya saing itu dihubungkan dengan kinerja ekspor nasional.

“Memang persoalan kita adalah dalam jangka pendek. Kita tahu semua bahwa impor kita meningkat cepat, ekspor meningkat juga tapi lebih lambat. Artinya satu tahun ini kita coba selesaikan,” ucap Darmin.

Untuk itu, pemerintah telah mengambil peran dalam membentuk daya saing. Pihaknya terus mendorong kebijakan supply side yang menitikberatkan pada peningkatan sektor penawaran. Di 2019 sendiri, pemerintah akan memperbaiki supply side dari sisi SDM nya. Hal ini tak lain agar kualitas SDM meningkat dan memiliki daya saing.

“Kita perlu basis ekonomi yang cukup agar responnya bisa tepat. Tentu kita semua akan mengambil peran dalam membentuk daya saing. Tapi itu adalah daya saing dari supply side-nya,” papar Darmin.

Intinya, lanjut Darmin, jika ingin bersaing maka infrastruktur harus baik, logistik harus baik, SDM juga harus baik. Baru kemudian Indonesia bisa memiliki basis yang cukup untuk membangun daya saing. Di sisi lain, persoalan daya saing ini harus diselesaikan baik untuk jangka menengah panjang maupun jangka pendek.

“Walaupun saya harus mengatakan itu cenderung ke daya saing jangka menengah, ke depannya artinya masih tersisa satu lagi, yakni jangka pendek? Bahwa dalam jangka pendek ada langkah-langkah yang perlu disiapkan untuk mendorong daya saing terutama mendorong ekspor secara konkrit, tapi dalam jangka menengah panjang itu ada infrastruktur, ada vokasi, ada OSS,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Ditutup Ambles 1,90 Persen ke Level 7.243, 362 Saham Merah

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 7 November 2024, ditutup ambles… Read More

1 hour ago

Dukung Digitalisasi Bisnis, Unifiber Luncurkan NOC Berskala Internasional

Jakarta - Unifiber, lini bisnis infrastruktur digital di bawah naungan PT Asianet Media Teknologi (Asianet),… Read More

1 hour ago

Pasarkan Produk Reksa Dana, Bank INA Kolaborasi dengan Sequis Aset Manajemen

Jakarta – PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank INA) menjalin kerja sama strategis dengan PT… Read More

2 hours ago

Bank DKI Tegaskan Pentingnya Peran ‘CISO’ dalam Keamanan Siber

Jakarta - Serangan siber bisa datang kapan saja dan di mana saja. Pelaku usaha di… Read More

2 hours ago

Trump Effect Bikin Harga Bitcoin Cetak Rekor ATH, Tembus Level USD74.874

Jakarta – Harga bitcoin (BTC) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH)… Read More

3 hours ago

Bangunan Hijau Sokong Operasi Keberlanjutan Bank Mandiri

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat komitmen dalam mengurangi jejak karbon dari kegiatan operasionalnya, salah… Read More

3 hours ago