Jakarta–Rencana impor daging sapi dari India yang disusun pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi di jilid selanjutnya, dinilai bukan solusi tepat untuk menurunkan harga daging dalam negeri.
Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Bidang Budidaya Peternakan dan Kemitraan Yudi Guntara Noor mengatakan, untuk menurunkan haga daging nasional, pemerintah semestinya melakukan perbaikan industri peternakan dari hulu hilir.
“Khusus soal paket ekonomi IX, kami mendukung setiap kebijakan untuk perbaikan kesejahteraan peternak, namun kami menolak impor kedatangan daging dari India,” ujar Yudi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2016.
Menurut Yudi, pangkal utama terjadinya lonjakan harga daging dalam negeri, karena pemerintah kerap mengeluarkan kebijakan yang kontradiktif dengan kebijakan sebelumnya, sehingga menimbulkan keresahan pelaku usaha dalam negeri,
“Konstitusinya ada, Undang-Undangnya ada, permendag ada, permentan, tinggal bagaimana melaksanakan hal itu, sehingga itu bottle neck atau sumbatan bisa ditanggulangi,” tukasnya.
Dia mengingatkan, melimpahnya bahan baku olahan bukan jaminan turunnya harga daging secara keseluruhan. “Jangan semua membebankan kenaikan harga kepada harga bahan baku, sehingga harga yang akan dijual tidak terkerek naik,” ucap Yudi.
Hal senada juga disampaikan Nanang Perus, salah seorang peternak lokal. Dia menilai, masuknya daging asal India hanya akan membuat petani lokal sengsara. Salah satu upaya untuk menurunkan harga daging dalam negeri harusnya dengan peningkatan populasi sapi ke depan.
“Saat ini populasi dalam negeri terus berkurang, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat,” tambahnya.
Namun pendapat itu ditentang Ketua Umum Asosiasi Industri Pengolahan Daging Nasional, Ishana Mahisa. Menurutnya untuk menekan lonjakan harga daging sapi saat ini, pemerintah harus berani membuka seluasnya impor daging dari negara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku.
Pemerintah lanjut dia, jangan hanya menggantungkan pasokan daging dari Australian dan New Zeland. “Yang diimpor itu bukan ternak hidupnya, India itu mengimpor ke hampir 84 negara di dunia, sepanjang aman tidak masalah,” papar dia.
Selain pengenan bea masuk, upaya lain yang bisa ditempuh pemerintah untuk meningkatkan populasi yakni buka impor indukan potensial, perbanyak kriteria peternak rakyat, serta melakukan koordinasi antar kementerian atau kelembagaan dalam mengurusi persoalan daging sapi nasional.
“Jangan kemudian menjadi ego sektoral antar lembaga dan Kementerian,” ujar dia. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More