Konferensi Pers perundingan ASEAN DEFA
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dokumen perjanjian ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) ditargetkan bakal ditandatangani dan diimplementasikan pada 2026.
“ASEAN DEFA bisa ditandatangani tahun 2026 dan langsung implementasi,” ujar Airlangga dalam konferensi pers Perundingan ASEAN DEFA ke-14, Selasa, 7 Oktober 2025.
Airlangga menjelaskan, proyeksi ekonomi digital ASEAN pada 2030 sebelumnya diperkirakan sebesar Rp1 triliun. Namun, dengan implementasi ASEAN DEFA, potensi ekonomi digital di kawasan ini diharapkan dapat meningkat hingga mencapai Rp2 triliun. Sementara itu, realisasi ekonomi digital ASEAN pada 2024 tercatat sebesar Rp263 miliar.
“Indonesia memimpin ekonomi digital ASEAN di tahun 2024 mencapai USD90 miliar. Kemudian juga akan mencapai USD360 miliar di tahun 2030 dan sektor e-commerce berkontribusi terhadap USD150 miliar,” kata Airlangga.
Baca juga: BI Catat Modal Asing Keluar Rp9,76 Triliun di Awal Oktober 2025
Meski begitu, masih terdapat sejumlah tantangan dalam memgimplementasikan ASEAN DEFA di antaranya, perbedaan regulasi antarnegara dan keterbatasan pelaku UMKM untuk menembus perdagangan ekspor lintas batas.
Adapun dalam perundingan tersebut, Komite Perunding dan Senior Economic Officials ASEAN menyepakati lima pasal utama yang menjadi prioritas untuk segera difinalisasi.
Lima pasal itu mencakup layanan keuangan digital, termasuk transmisi elektronik yang berbasis regulasi WTO dan moratorium custom duties, perlakuan non-diskriminatif terhadap produk digital, pengaturan dan pengamanan kabel bawah laut, serta fleksibilitas sistem pembayaran elektronik (electronic payment system).
Baca juga: Batam Diproyeksikan Jadi Kawasan Pengembangan AI di ASEAN
“Dalam pertemuan ASEAN Economic Minister sebelumnya ditargetkan bahwa pertemuan di Indonesia dan di Jakarta ini akan mendorong DEFA untuk mencapai 70 persen daripada kemajuan yang bisa dicapai di tahun 2026. Dan tentunya ini menjadi sangat penting untuk bisa dilaksanakan,” pungkas Airlangga. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More