Internasional

Imbas Pasar Saham Naik, Inflasi Konsumen AS Meningkat

Jakarta – Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) melonjak selama dua bulan beruntun sejak November 2024. Kondisi ini didorong oleh harga perumahan dan pangan, serta sektor-sektor lainnya sehingga mempersulit peluang penurunan suku bunga The Fed.

Imbasnya, harga-harga saham di AS ikut terkerek pada Rabu (11/12), usai data terbaru mengenai inflasi tampaknya membuka jalan bagi lebih banyak bantuan bagi perekonomian dari Federal Reserve.

Berdasarkan laporan VOA Indonesia, Kamis (12/12), Indeks saham S&P 500 naik 0.6 persen pada awal pasar dibuka. Adapun, Dow Jones Industrial Average naik 70 poin, atau 0,2 persen, pada 09:35 waktu Amerika Serikat bagian Timur, dan saham Nasdaq naik 0,9 persen.

Baca juga : Inflasi AS Naik, Rupiah Diperkirakan Melemah Terbatas Hari Ini

“Imbal hasil tahunan efektif yang diterima investor dari obligasi pemerintah AS juga turun, di tengah harapan bahwa laporan akan memungkinkan The Fed kembali menurunkan suku bunga pada pertemuannya pekan depan,” tulis laporan tersebut.

Sementara itu, inflasi konsumen AS meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada November. Kondisi ini didorong oleh harga perumahan dan pangan, serta sektor-sektor lain.

Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan, Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,7 persen bulan lalu dari setahun lalu, naik sedikit dari 2,6 persen pada Oktober. Hal itu sejalan dengan perkiraan sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal.

Baca juga : Tekan Inflasi Medis, OJK Rumuskan Aturan Batasan Klaim Asuransi Kesehatan

Secara bulanan, umumnya inflasi naik 0,3 persen, didukung tingginya biaya perumahan. Beberapa indeks lain juga naik tipis, termasuk makanan, energi, perawatan medis dan rekreasi, kata Departemen Tenaga Kerja.

Kenaikan suku bunga yang terjadi secara berturut-turut menambah tantangan yang dihadapi Bank Sentral AS untuk mengembalikan target inflasi jangka panjangnya sebesar dua persen, sehingga berpotensi memperlambat laju penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

The Fed baru-baru ini mulai menurunkan lagi suku bunga dari tingkat tertinggi dalam 20 tahun, dan suku bunga acuan untuk pinjaman kini berkisar 4,5 hingga 4,75 persen, turun tiga perempat persen dibanding-kan pada September. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

9 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

10 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago