Keuangan

Imbas Pandemi, Premi Asuransi Umum Terkontraksi 6,1% di Kuartal II

Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, pendapatan premi industri asuransi umum nasional hingga kuartal II 2020 masih terkontraksi 6,1% akibat dampak pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19).

Ketua Bidang Statistik Riset dan Analisa TI dan Aktuaria AAUI, Trinita Situmeang menjelaskan, sebagian besar lini bisnis asuransi umum mencatatkan pertumbuhan negatif di kuartal II tahun 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, antara lain lini asuransi harta benda (properti), kendaraan bermotor, asuransi kredit dan lainnya.

“Pertumbuhan negatif premi bruto kuartal II 2020 yang terbesar tercatat pada lini usaha asuransi properti yang minus 11,2% menjadi Rp9,45 triliun. Selain itu, lini asuransi kendaraan bermotor juga minus 16,0% menjadi Rp7,81 triliun,” ujarnya dalam paparan kinerja industri asuransi umum yang diadakan AAUI secara daring di Jakarta, Kamis, 3 September 2020.

Penurunan premi di lini asuransi properti, tambah Trinita, merupakan dampak dari pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat sejumlah hotel dan pusat ritel tidak beroperasi. Tidak beroperasinya bisnis-bisnis tersebut menyebabkan tenant tidak memperpanjang atau memutus kontrak sewanya.

“Selain itu, penurunan di lini asuransi kendaraan bermotor, imbas dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat di kuartal II 2020. Menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), penjualan mobil secara wholesale turun 89,44% (yoy). Sementara penjualan motor secara wholesale juga turun 79,90% (yoy),” ujarnya.

Trinita mengungkapkan, klaim industri asuransi umum pada kuartal II 2020 malah naik 3,7% secara keseluruhan. Di mana, klaim di lini asuransi harta benda naik 11,2% menjadi Rp3,65 triliun dan lini asuransi kendaraan bermotor naik 4,6%.

Untuk lini bisnis asuransi kredit pada kuartal II 2020, pertumbuhannya juga tercatat negatif 6,1% menjadi Rp5,78 triliun. Sementara klaimnya naik 16,3% menjadi Rp4,10 triliun. Penurunan premi di lini bisnis ini disebabkan oleh pertumbuhan kredit baru di perbankan yang juga mengalami penurunan di periode yang sama.

Sementara itu, tambah Trinita, industri reasuransi umum pada kuartal II 2020 mampu mencatatkan pertumbuhan premi 23,8% (yoy) menjadi Rp10,3 triliun. Namun sayangnya, pertumbuhan premi juga dibarengi dengan pertumbuhan klaim yang malah lebih tinggi sebesar 73,4% (yoy) menjadi Rp4,4 triliun. (*) Bagus Kasanjanu

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

8 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

8 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

10 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

10 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

12 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

12 hours ago