Jakarta – Perlambatan ekonomi Indonesia terus berlanjut hingga kuartal III-2020 akibat dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disebabkan pandemi Covid-19. Hal ini berdampak kurang baik terhadap kinerja PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) yang tercatat mengalami penurunan laba bersih hingga 42,6% menjadi Rp814 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu.
Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, penyaluran pembiayaan baru Adira Finance tercatat sejumlah Rp13,3 triliun hingga akhir Kuartal III-2020 atau turun sebesar 53% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan penyaluran pembiayaan baru ini sejalan dengan lemahnya kinerja penjualan industri otomotif akibat kontraksi ekonomi di enam bulan terakhir.
“Dengan demikian total piutang yang dikelola kami mengalami penurunan sebesar 14% yoy menjadi Rp46,1 triliun hingga akhir September 2020,” ujar Hafid Hadeli dalam press conference yang digelar virtual di Jakarta, Selasa, 3 November 2020.
Secara keseluruhan, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan baru sepeda motor sebesar Rp6 triliun yang terdiri dari pembiayaan untuk sepeda motor baru sejumlah Rp4,9 triliun dan sepeda motor bekas sebesar Rp1,1 triliun hingga Kuartal III-2020. Untuk penyaluran pembiayaan mobil sebesar Rp4,9 triliun yang terdiri dari pembiayaan mobil baru sebesar Rp2,9 triliun dan Rp2 triliun adalah pembiayaan mobil bekas. Sementara itu penyaluran pembiayaan non-automotive tercatat sebesar Rp2,4 triliun hingga akhir September 2020.
Disepanjang sembilan bulan terakhir tahun ini, Adira Finance telah membukukan pendapatan bunga sebesar Rp8,5 triliun atau turun sebesar 5,2% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, beban bunga juga tercatat turun sebesar 4,6% yoy menjadi Rp3,4 triliun. Sehingga pendapatan bunga bersih Adira Finance sebesar Rp5,1 triliun, turun 5,6% y/y dan margin bunga bersih Adira Finance tercatat sebesar 13,1% di Kuartal III-2020.
Lebih lanjut Hafid mengungkapkan, bahwa perusahaan telah menurunkan biaya beban operasional sebesar 1,1% menjadi Rp2,7 triliun di Kuartal III-2020. Disamping itu, cost of credit mengalami kenaikan sebesar 6,9% yoy dan beban lain-lain meningkat akibat adanya biaya kerugian atas restrukturisasi kredit sebesar Rp385 miliar hingga akhir September 2020. Sedangkan rasio ROA dan ROE masing-masing tercatat sebesar 3,3% dan 14,3%.
Agar dapat mendorong kinerja penjualannya, lanjut Hafid, Adira Finance telah melakukan inisiatif dengan mengadakan program marketing yang menarik seperti Sobat, Tepat Mantap, Adirapoin, dan Undian Seru adiraku untuk meningkatkan penjualan. Disamping itu, Perusahaan juga terus melakukan inovasi dalam meningkatkan saluran distribusi dengan mengoptimalkan berbagai media digital, platform online, dan pameran virtual sebagai kanal pemasaran dan distribusi Perusahaan.
“Dalam menghadapi tantangan di masa pandemi Covid-19 ini, Perusahaan telah menyiapkan strategi-strategi utama agar dapat terus melayani konsumen seperti memastikan kegiatan operasional Perusahaan berjalan dengan baik, memberikan program restrukturisasi kredit kepada konsumen yang terkena dampak langsung Covid-19, mendorong program penjualan dengan menetapkan program pemasaran yang menarik bagi konsumen dan Perusahaan menjaga kualitas aset melalui praktik kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan baru dan memperkuat aktivitas collection, serta menjaga likuiditas secara efektif,” tutup Hafid Hadeli. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More