Moneter dan Fiskal

Imbas Corona, BI Siap Terapkan Kebijakan Moneter yang Longgar

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku siap menerapkan kebijakan moneter yang longgar, guna mengantisipasi dampak lanjutan virus corona (covid-19) baik terhadap ekonomi global maupun ekonomi Indonesia.

Demikian disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Seminar Infobank bersama BI mengenai ‘Bauran Kebijakan BI Untuk Mendukung Perekonomian Indonesia’ di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.

“Kami akan terus lakukan kebijakan moneter yang longgar, yang akomodatif, seperti itu karena dampak dari covid-19,” ujar Perry.

Belum lama ini, BI telah menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,00% dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,50%.

Kebijakan moneter yang tetap akomodatif ini diambil sebagai langkah pre-emptive bank sentral untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19.

BI juga telah mengambil beberapa keputusan dalam rangka menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan sebagai upaya mitigasi risiko covid 19. Beberapa diantaranya menurunkan giro wajib minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis points (bps) bagi lembaga perbankan yang melakukan pembiayaan ekspor-impor.

Selain itu, itu, BI  juga menurunkan GWM valuta asing bank umum konvensional, dari semula 8% menjadi 4%, berlaku mulai 16 Maret 2020. Penurunan rasio GWM valas tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar 3,2 miliar dolar AS dan mengurangi tekanan di pasar valas.

“Kebijakan uang muka kredit kami turunkan 2 kali dari tahun lalu, dan likuiditas kami kendorkan,” pungkasnya.

Menurutnya, Bank Indonesia akan mendorong pengusaha agar kegiatan ekspor dan impornya dapat terus berjalan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional akan terjaga dan terdongkrak. Sehingga ekonomi Indonesia dapat tetap tumbuh di angka 5%.

“Kami akan membantu para pengusaha untuk ekspor impornya, tapi karena kami tidak memiliki instrumennya untuk langsung memberikan bantuan kepada pengusaha, jadi kami akan membantu mereka lewat lembaga perbankan,” papar Perry. (*) Steven

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago