News Update

Ikuti Aturan OJK, FWD Insurance Bentuk Dewan Penasihat Medis

Poin Penting

  • FWD Insurance membentuk Dewan Penasihat Medis (DPM) sesuai SE OJK No. 7/2025 untuk memperkuat tata kelola produk asuransi kesehatan.
  • DPM bertujuan menekan potensi fraud dan overutilisasi klaim, dengan pendekatan ilmiah dan objektif, melibatkan dokter spesialis, aktuaria, analis data, dan investigator.
  • Pembentukan DPM sejalan dengan peningkatan klaim perseroan, yang mencapai Rp2,6 triliun pada 2024, naik 6,4% dibanding 2023.

Jakarta – PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) mengumumkan bahwa perseroan tengah mempersiapkan pembentukan Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Penasihat Medis (DPM).

Direktur Teknologi dan Operasi FWD Insurance, Slamet Riyoso, mengatakan pembentukan DPM dilakukan sesuai ketentuan regulator yang berlaku.

”FWD Insurance sedang mempersiapkan Dewan Penasehat Medis sebagaimana diamanatkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan,” ujar Slamet kepada Infobanknews, Kamis, 4 Desember 2025.

Baca juga: Dewan Penasihat Medis Jadi Solusi Tekan Fraud dan Overutilisasi

Ia menegaskan, FWD Insurance berkomitmen memenuhi seluruh ketentuan terkait penyelenggaraan produk asuransi kesehatan.

Proses Persiapan DPM

Namun demikian, Slamet tidak menjelaskan secara rinci proses persiapan penyusunan DPM, mulai dari pemilihan tenaga profesional lintas disiplin (dokter spesialis), aktuaria, analis data, hingga investigator.

”Dapat kami sampaikan, saat ini kami sedang dalam tahap persiapan penyusunan DPM,” jelasnya.

Meski begitu, pembentukan DPM, sebut dia, sejalan dengan meningkatnya pembayaran klaim dan manfaat keseluruhan (termasuk manfaat meninggal dunia, kesehatan, dan lain-lain) perseroan.

”Sepanjang tahun 2024, pembayaran klaim dan manfaat keseluruhan meningkat 6,4 persen dibanding tahun 2023, dengan nilai sebesar Rp2,6 triliun,” tandasnya.

DPM sebagai Solusi Strategis

Sebelumnya, CEO Deswa Integra Group, Dedi Dwi Kristianto, menyatakan kehadiran MAB/DPM menjadi solusi strategis untuk menekan potensi fraud dan overutilisasi dalam industri asuransi kesehatan.

Baca juga: Dewan Penasihat Medis Kini Wajib, Bagaimana Nasib Perusahaan Asuransi Kecil?

Dengan pendekatan ilmiah dan objektif, MAB diharapkan dapat memperkuat tata kelola serta meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan klaim.

Menurut Dedi, MAB bisa menjadi katalis perbaikan sistemik di industri asuransi. Selama ini, banyak perusahaan hanya mengandalkan dokter internal yang berfokus pada administrasi polis, bukan perkembangan klinis terkini.

“Dokter internal itu biasanya dokter umum, dan fokusnya lebih ke administrasi klaim. Sementara dokter praktik di luar sudah berkembang jauh, ada yang sudah pakai robotik dan teknologi baru. Jadi ada kesenjangan pemahaman medis di situ,” ujarnya saat ditemui usai peluncuran MAB by Deswa di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

23 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

56 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

1 hour ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

3 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago