IHSG Turun usai 8 Hari Hijau, BEI: Pasar Saham RI Masih Menarik

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, 8 Mei 2025, ditutup melemah ke posisi 6.827,75, turun dari level pembukaan 6.926,22 atau ambles sebesar 1,42 persen.

Meski IHSG mengalami pelemahan setelah rebound selama delapan hari berturut-turut, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa pasar saham Indonesia masih menarik bagi investor. Hal ini tetap berlaku meski suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berada di level tinggi 4,25-4,50 persen.

“Paling tidak teman-teman, kan investasi di capital market, menjadi salah satu pilihan yang menarik di antara kondisi yang ada. The Fed masih dalam posisi yang saat ini stand still lah,” ujar Nyoman kepada media di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Baca juga: IHSG Ditutup Ambles 1,42 Persen, Saham DMAS, TAPG, dan MDLN Jadi Top Losers

Faktor Pemicu Pelemahan IHSG

Menurut Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, pelemahan IHSG lebih disebabkan oleh rotasi aset dan kekhawatiran global jangka pendek. Hendra menekankan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh melemahnya fundamental ekonomi nasional.

“Salah satu penyebab utama aksi jual ini adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga di level 4,25–4,50 persen. Pelaku pasar global khususnya investor asing cenderung mengurangi eksposurnya di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” ucap Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Berbalik Melemah ke Posisi 6.889

Sedangkan dari dalam negeri, tekanan datang dari laporan Bank Indonesia (BI) terkait penurunan cadangan devisa menjadi USD152,5 miliar atau turun USD4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

Penurunan ini mencerminkan langkah intervensi BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, yang sebelumnya sempat tertekan hingga mendekati Rp16.700 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup menguat ke level Rp16.502.

“Meski ini menunjukkan respons cepat otoritas moneter, tetap saja pelaku pasar menafsirkan situasi ini sebagai sinyal tekanan terhadap sektor eksternal,” imbuhnya.

Koreksi Teknis setelah Penguatan Beruntun

Adapun secara teknikal, pelemahan IHSG dinilai wajar sebagai bagian dari proses koreksi setelah penguatan, delapan hari berturut-turut. Indeks gagal menembus resistance psikologis di kisaran 7.000 dan berpotensi menguji support MA10 di level 6.783 dalam waktu dekat. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

36 mins ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 hour ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

4 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

5 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

5 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

5 hours ago