News Update

IHSG Tumbang, Reksa Dana Saham dan Campuran Ikut Melemah

Jakarta – Pekan lalu bukan pekan yang bersahat buat investor, khususnya investor saham. Selama sepekan IHSG mengalami penurunan 1,14 persen pada level 6.016,864 dari 6.086,258 pada pekan sebelumnya. Hal tersebut membuat dua jenis indeks reksa dana mencetak imbal hasil negatif.

Mengutip data yang dipublikasi infovesta, Senin, 26 April 2021, pada penutupan pekan lalu, yaitu kinerja Reksa Dana saham dan Reksadana campuran masing-masing turun sebesar -0.79% dan -0.29%.

Sementara, kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap tercatat naik sebesar 0.34% serta Reksadana Pasar Uang juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0.05%.

Hal tersebut didorong oleh kenaikan pada Obligasi Pemerintah sebesar 0.4% dan Obligasi Korporasi sebesar 0.10%.

Sekedar informasi, secara Year to Date (YTD) 23 April 2021, kinerja pasar saham Indonesia yang tercermin melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sebesar 0,63%.

Namun demikian, penguatan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong kinerja reksa dana saham melalui Infovesta Equity Fund Index yang masih terpuruk sebesar -3,63% secara YTD.

Pelemahan kinerja reksa dana saham disebabkan oleh penurunan minat investor melalui penurunan unit penyertaan hingga bulan Maret 2021 yang turun sebesar 1,96%.

Ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir ini menyebabkan investor khawatir dan berjaga-jaga sehingga cenderung menghindari jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi.

Bank Indonesia sendiri pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 April merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia turun secara keseluruhan tahun 2021 dari 4,8% -5,8% menjadi 4,1% – 5,1%.

Terbatasnya mobilitas masyarakat menyebabkan tingkat konsumsi swasta cenderung stagnan. Selama tahun 2021, tingkat inflasi Indonesia secara Year on Year (YoY) hingga bulan Maret turun ke level 1,37% atau turun sebesar 18,45%.

Berdasarkan hal tersebut, kinerja reksa dana saham masih bergantung terhadap sentimen pasar yang mempengaruhi minat investor.

Kedepannya, sentimen terkuat yang dapat menggerakan minat investor untuk Kembali berinvestasi ke dalam jenis reksa dana saham adalah adanya pemulihan ekonomi baik secara lokal maupun global yang didorong oleh meredanya kasus covid-19 setelah program vaksinasi mulai berjalan. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

8 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

14 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

15 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

16 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago