Categories: Analisis

IHSG Tertekan, Dilema Atau Sebuah Peluang?

Perlambatan ekonomi disusul kinerja emiten yang mulai melambat, rencana kenaikan suku bunga the Fed, serta sentimen dari devaluasi Yuan menjadi faktor-faktor pemicu tekanan terhadap IHSG. Dwtya Putera.

Jakarta – Bermain saham di pasar modal memang tidak mudah. Apa lagi resikonya juga tergolong sangat besar, sesuai dengan imbal hasil yang didapat atau banyak dikenal dengan istilah high risk high return.

Belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan dan sempat mencapai sekitaran level 4.100-san. Padahal posisi IHSG sempat mencetak rekor tertingginya beberapa kali hingga diatas level psikologis 5.500 di kuartal pertama 2015.

Perlambatan ekonomi disusul kinerja emiten yang mulai melambat, rencana kenaikan suku bunga the Fed, serta sentimen dari devaluasi Yuan menjadi faktor-faktor pemicunya.

Sentimen negatif tersebut membuat investor banyak yang gerah dan ujung-ujungnya mengambil inisiatif menjual sebagian portofolio sahamnya sebelum menderita kerugian lebih dalam.

Yang jadi pertanyaannya yaitu, bagaimana investor harus bersikap jika kondisi pasar saham sedang tidak bersahabat? Apakah mengambil inisiatif wait and see? Atau sebaliknya, dengan bersikap agresif, mumpung saham sedang melemah?

Bukan tidak mungkin, untung tidak dapat diterima, rugipun tidak bisa di tolak. Karena investor mengambil timing atau waktu yang tidak tepat dalam melakukan akumulasi beli.

Potensi tersebut bisa terjadi karena posisi bottom atau batas bawah penurunan Indeks tidak ada seorangpun yang mengetahui. Bagaimana untuk mengatasi hal tersebut?

Infobank berbincang-bingcang dengan salah satu investor yang sudah lama bermain saham di Bursa. Namanya Alex Marco. Beberapa tips pun dibeberkan untuk investor, khususnya buat pemula.

Dalam menghadapi kondisi market yang kurang bersahabat ini, kata Alex, investor tidak perlu terlalu panik. Ia menilai, penurunan IHSG harus dipandang sebagai sebuah peluang, bukan sebuah dilema. Karena semakin dalam IHSG turun, maka semakin murah harga saham di bursa.

Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi beli. Hanya saja sampaikapan penurunan tersebut terjadi, atau mencapai posisi terendah?

Mengingat posisi bottom tidak diketahui, ia menyarankan investor ada baiknya melakukan aksi belinya secara bertahap, atau sedikit demi sedikit. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya penurunan lanjutan.

“Artinya ketika posisi IHSG kembali turun, investor bisa beli lagi. Terus sampai posisi bottom mulai terlihat,” kata lelaki yang bermain saham sejak tahun 1996 itu di Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Ia pun menyarankan kepada investor untuk tetap hati-hati dalam memilih saham. Disarankan saham yang diburu adalah saham unggulan yang likuid atau blue chip. Pasalnya saham unggulan dinilai punya pergerakan yang mudah naik, setelah mengalami penurunan. (*) @dwitya_putra14

Apriyani

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

14 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago