Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, pasar saham Indonesia atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 27 September 2024 mengalami kenaikan 0,34 persen secara month to date (mtd) ke level 7.696 atau secara year to date (ytd) naik 5,83 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa, penguatan tersebut, sejalan dengan pergerakan pasar keuangan global yang didorong oleh sentimen positif akibat penurunan suku bunga acuan, di mana IHSG sempat mencetak rekor tertinggi di level 7.905 pada 19 September 2024.
“Di September sampai dengan 27 September 2024 IHSG naik 0,34 persen mtd ke level 7.696 atau secara ytd menguat sebesar 5,83 persen nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun atau turun 1,82 persen mtd namun secara ytd masih naik sebesar 10,37 persen,” ucap Inarno dalam Konferensi Pers OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan September 2024 yang digelar secara virtual di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024.
Inarno juga menambahkan bahwa, dari sisi non residen mencatatkan net buy cukup besar mencapai Rp25 triliun mtd, sementara secara ytd net buy tercatat sebesar Rp52,75 triliun.
Baca juga: Investor Simak! Berikut Sentimen yang Bakal Pengaruhi IHSG Pekan Ini
Lalu, dari sisi penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif yang tercatat dari nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun, di mana Rp4,39 triliun di antaranya adalah fund raising dari 28 emiten baru.
“Di sisi penggalangan dana Securities Crowdfunding (SCF) hingga 26 September 2024 telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 625 penerbit efek, 163 ribu pemodal dan total dana SCF yang dihimpun sebesar Rp1,22 triliun,” imbuhnya.
Sementara itu, hingga 27 September 2024 indeks pasar obligasi atau ICBI turut mengalami penguatan sebesar 1,28 persen mtd atau naik 5,74 persen ytd ke level 396,13 dengan
yield SBN rata-rata turun 10,76 bps atau secara ytd turun 7,64 bps.
Lalu, non residen mencatatkan net buy sebesar Rp20,82 triliun mtd dan secara ytd tercatat net buy senilai Rp31 triliun, sementara untuk pasar obligasi korporasi investor non residen mencatatkan net sell sebesar Rp0,11 triliun mtd dan ytd masih membukukan net sell sebesar Rp2,42 triliun.
Baca juga: BEI: Jumlah Investor Saham Tembus 6 Juta SDI
“Pada industri pengelolaan investasi nilai Asset Under Management atau AUM tercatat sebesar Rp853,5 triliun atau naik sebesar 1,44 persen mtd atau naik 3,5 persen ytd dan tercatat net subscription sebesar Rp1,31 triliun mtd, sementara ytd masih ada net redemption sebesar Rp9,8 triliun,” ujar Inarno.
Adapun, dari sisi perdagangan bursa karbon, hingga 27 September 2024 tercatat 81 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 613.897 ton co2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp37,06 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More