Market Update

IHSG Rebound, Dibuka Menguat 0,04 Persen ke Level 7.254

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (9/7) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik atau rebound dibuka naik ke level 7.254,18 atau menguat 0,04 persen dari level 7.251,24. 

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 238,04 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 19 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp206,59 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 52 saham terkoreksi, sebanyak 144 saham menguat dan sebanyak 269 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Berpeluang Terkoreksi, Intip 4 Rekomendasi Saham Berikut

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak mixed dalam rentang level 7.170 hingga 7.300. 

“Pada perdagangan Senin (8/7), IHSG ditutup turun 0,03 persen atau minus 2,39 poin di level 7.250. IHSG hari ini (9/7) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.170-7.300,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 9 Juli 2024.

Ratih melihat sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain adalah IHSG yang terkoreksi mengikuti pergerakan bursa Asia, seperti indeks Hang Seng dan Nikkei 225, aksi profit taking juga terjadi setelah IHSG menguat dalam tiga hari beruntun. 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni 2024 berada di level 123,3 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 125,2. Secara keseluruhan, IKK periode Juni 2024 berada pada level optimis yang ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Baca juga: BEI Catat 24 Emiten Antre IPO, 6 di Antaranya Beraset Jumbo

Adapun dari mancanegara, pada perdagangan awal pekan, Indeks S&P 500 dan NASDAQ mencatatkan nilai tertinggi sepanjang masa setelah masing-masing naik 0,1 persen dan +0,3 persen.

Sementara dari Asia, momentum sektor properti di China belum mengalami perbaikan yang signifikan, terlihat dari sektor properti memiliki porsi 20 persen terhadap pendapatan fiskal China, menghasilkan 24 persen terhadap GDP dan 25 persen permintaan kredit perbankan, ketika sektor properti China kembali menguat maka Indonesia dapat diuntungkan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Wamenkop Ferry: Koperasi Susu Boyolali Harus jadi Pelaku Industri Pengolahan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More

14 mins ago

Finalisasi KUB dengan Bank Jatim, Bank Banten Optimis Segera Teken Shareholder Agreement

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More

40 mins ago

MUFG Bank Cabang Jakarta Raih Laba Rp5,88 Triliun di September 2024, Tumbuh 22,74 Persen

Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More

52 mins ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Anjlok 1 Persen Lebih ke Level 7.136

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More

1 hour ago

BPS Laporkan Impor Susu RI Naik 7,07 Persen per Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More

2 hours ago

Laba BCA Digital Terbang 532,7 Persen per September 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More

3 hours ago