Market Update

IHSG Pagi Ini Dibuka Turun 0,22 Persen ke Level 7.297

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebanyak 0,22 persen ke level 7.297,17 dari posisi 7.313,31, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/12).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 162,79 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 14 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp228,15 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 88 saham terkoreksi, sebanyak 114 saham menguat dan sebanyak 237 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak variatif dalam rentang level 7.250 hingga 7.370. 

“Pada perdagangan Kamis (5/12) IHSG ditutup turun 0,18 persen atau minus 13,45 poin ke level 7.313. IHSG hari ini (6/12) diprediksi mixed dalam range 7.250-7.370,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 6 Desember 2024. 

Ratih menyoroti pelemahan IHSG tersebut sejalan dengan aksi outflow investor asing di pasar ekuitas domestik senilai Rp304,71 miliar khususnya pada saham Big Banks, penurunan juga terjadi pada Indeks LQ45 sebanyak 1,03 persen dan indeks IDX30 terkoreksi 1,20 persen.

Meskipun saham Big Caps terkoreksi cukup dalam, namun IHSG hanya turun terbatas. Hal tersebut turut ditopang oleh kenaikan saham AADI yang menyentuh Auto Reject Atas (ARA) pasca listing perdana di BEI.

Baca juga: Melantai di Bursa, Harga Saham Adaro Andalan Indonesia (AADI) Sentuh ARA
Baca juga: BEI Bocorkan Ada 2 Perusahaan Lighthouse Bakal IPO di Akhir 2024

Di sisi lain, pagi ini rupiah spot cenderung stabil di level Rp15.845 per dolar AS (6/12) senada dengan landainya imbal hasil obligasi AS. Kondisi rupiah yang menguat pagi ini berpotensi menopang pergerakan IHSG.

Sementara, untuk hari ini pelaku pasar menantikan rilis Cadangan Devisa (Cadev) ditengah kondisi rupiah yang tertekan dalam range Rp15.800 hingga Rp15.900 per dolar AS pada November 2024.

Adapun dari mancanegara, bursa Wall Street kompak melemah terbatas akibat pelaku pasar mencermati data tenaga kerja (unemployment rate dan non-farm payroll) yang akan rilis di akhir pekan.

Di sisi lain, penjualan ritel di kawasan Eropa secara tahunan pada Oktober 2024 tumbuh 1,9 persen setelah bulan sebelumnya tumbuh 3 persen.

Sedangkan, secara bulanan penjualan ritel terkoreksi 0,5 persen, yang menandakan turunnya daya beli. Lalu, OPEC+ diketahui memperpanjang pemangkasan produksi sukarela 2,2 juta barel per hari hingga akhir Maret 2025.

Nantinya, pemangkasan sukarela tersebut akan dihapus secara bertahap hingga akhir September 2026. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Gaji Karyawan Indonesia Diperkirakan Naik di 2025, Sektor Mana yang Paling Besar?

Jakarta - Mercer Indonesia dalam laporan Total Remuneration Survey (TRS) 2024 mengungkapkan bahwa rata-rata gaji… Read More

54 mins ago

Kejar Target Free Float, J Trust Bank Siap Right Issue di Semester I 2025

Jakarta – PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) mengungkapkan sejumlah rencana strategis dalam penguatan… Read More

9 hours ago

Pengamat IT: Super Apps Bank Harus Mudah Digunakan dan Aman untuk Nasabah

Jakarta - Kehadiran layanan digital perbankan atau super apps telah mengubah lanskap industri keuangan. Kini, super… Read More

9 hours ago

Wamendagri Ribka Haluk: Investasi jadi Kunci Pembangunan Ekonomi Papua Barat Daya

Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk terus mendorong pemerintah daerah, terutama di… Read More

10 hours ago

LPEI Salurkan Kredit Rp300 Miliar ke Bio Farma untuk Dukung Ekspor Farmasi

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan fasilitas kredit modal kerja ekspor… Read More

10 hours ago

Indonesia AirAsia Tambah Kapasitas, Siapkan 554 Ribu Kursi untuk Libur Nataru

Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), atau Indonesia AirAsia, menyiapkan 554 ribu kursi penerbangan… Read More

10 hours ago