Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan tetap bertahan di jalur penguatan, sehingga potensi koreksi minor bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan aksi beli.
Sampai dengan pukul 10:15 sendiri posisi IHSG terpantau menguat 33,27 poin atau 0,55% di level 6.085,00.
Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, sejauh ini kondisi fundamental ekonomi domestik masih akan mampu menopang pola kenaikan IHSG, baik secara jangka pendek maupun panjang.
“Hal ini tentunya bisa menjadi pedoman, sehingga momen koreksi wajar adalah peluang yang dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian,” kata William, di Jakarta, Senin, 20 November 2017.
Menurut William, mengawali pekan ini pergerakan IHSG diperkirakan masih cukup kuat untuk kembali bertahan di zona positif dalam upaya menembus target resisten terdekat dan bahkan menembus rekor tertinggi sepanjang masa.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat ini IHSG memiliki support terdekat yang akan berupaya dipertahankan pada level 5.972, sedangkan target resisten terdekat yang berusaha ditembus ada pada posisi 6.123.
Dengan demikian, menurut William, adanya peluang kenaikan lanjutan yang dibayangi koreksi minor di perdagangan hari ini patut disikapi para pelaku pasar dengan mengakumulsi saham BBNI, TLKM, ADHI, WSBP, WTON, WIKA, ICBP, EXCL, INDF dan SMRA. (*)
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More