IHSG Longsor, Samuel Sekuritas Sarankan Hindari Sektor Ini

Jakarta – Menutup kuartal pertama tahun ini, pasar keuangan Indonesia semakin tertekan. Terbaru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hampir 7 persen pada Selasa, 18 Maret 2025.

Bahkan, untuk mencegah penurunan lebih tajam, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah pembekuan sementara perdagangan saham (trading halt).

Managing Director Research and Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su mengungkapkan, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan pada pasar keuangan Indonesia.

Menurutnya, kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diduga memberikan tekanan terhadap inflasi di AS. Hal ini berimbas pada suku bunga di negara berkembang, yang akan sulit untuk diturunkan.

“Akibat perang dagang ini, Indonesia juga dapat dirugikan oleh dumping dari China yang mengalami kesulitan ekspor ke Amerika,” jelasnya, dikutip Selasa, 18 Maret 2025.

Baca juga : IHSG Terjun Bebas, Bagaimana Gerak Saham Big Banks?

Selain itu, ia menambahkan, penurunan peringkat saham dan rating Indonesia oleh beberapa perusahaan investasi internasional semakin memperparah tekanan terhadap indeks dan nilai tukar rupiah.

Dampak PHK dan Deflasi pada Perekonomian

Faktor lain yang turut memperburuk kondisi pasar adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di dalam negeri. Ditambah dengan ancaman deflasi, situasi ini dikhawatirkan akan menekan tingkat konsumsi masyarakat ke depan, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

”Keberadaan Danantara yang sarat dengan intervensi politik dan terungkapnya sejumlah kasus korupsi besar serta upaya revisi terhadap RUU TNI menambah kekhawatiran investor asing terhadap transparansi di Indonesia,” bebernya.

Cermati Memilih Investasi di Tengah Gejolak Pasar

Harry menekankan, di tengah volatilitas pasar saham Indonesia, investor perlu lebih cermat dalam memilih instrumen investasi yang aman dan tetap menguntungkan.

Baca juga : IHSG Longsor! Ekonom Nilai Imbas Kinerja APBN Jeblok

Menurutnya, beberapa saham yang masih layak dikoleksi antara lain Indofood CBP (ICBP), Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).

‘’Kami juga menganjurkan investor untuk mengoleksi saham yang memberikan dividen tinggi seperti Astra International (ASII), HM Sampoerna (HMSP), Unilever Indonesia (UNVR),’’ terangnya.

Sebaliknya, ia menyarankan untuk menghindari saham dari sektor teknologi, semen, infrastruktur, dan energi terbarukan dalam kondisi pasar yang penuh volatilitas.

Ia juga mengingatkan agar investor tidak menempatkan seluruh dana investasi dalam satu instrumen saja.

“Selain saham, obligasi dan emas juga layak untuk dikoleksi,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

6 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

9 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago