Market Update

IHSG Kembali Dibuka Terkoreksi 0,34 Persen ke Level 7.130

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (26/4) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka terkoreksi ke level 7.130,81 atau melemah 0,34 persen dari level 7.155,43.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 468,99 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 23 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp402,88 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 88 saham terkoreksi, sebanyak 123 saham menguat dan sebanyak 235 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini akan bergerak melemah dalam rentang 7.130 hingga 7.190.

Baca juga: Begini Pengaruh Perubahan Suku Bunga Acuan ke Pasar Modal RI

“Pada perdagangan Kamis (25/4), IHSG ditutup turun 0,27 persen atau minus 19,23 poin di level 7.155. IHSG hari ini (26/4) diprediksi bergerak melemah dalam range 7.130-7.190,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 26 April 2024.

Dia menyoroti sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain adalah pergerakan IHSG yang terkoreksi setelah aksi profit taking investor asing senilai Rp1,29 triliun di pasar ekuitas domestik pada Kamis (25/4).

Lalu, pasca BI-Rate naik ke 6,25 persen nilai tukar rupiah belum memperlihatkan perbaikan signifikan, dimana rupiah Jisdor masih berada di level 16.208 per dolar AS (25/4).

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,3 persen yoy.

Akselerasi M2 pada Maret 2024 juga diikuti oleh kenaikan pertumbuhan kredit sebesar 11,8 persen year on year (yoy), naik dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11 persen yoy, perputaran uang tersebut secara historis meningkat saat momentum ramadan. 

Baca juga: Menavigasi Strategi Bisnis Perbankan di Era Suku Bunga Tinggi

Adapun, dari mancanegara, Bursa Wall Street terkoreksi setelah pelaku pasar merespon negatif lambatnya pertumbuhan ekonomi (PDB) Amerika Serikat (AS), diikuti oleh inflasi yang masih di atas target The Fed sebesar 2 persen.

Sementara itu, PDB AS pada kuartal I-2024 tercatat tumbuh 1,6 persen yoy, lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 3,4 persen yoy. Pertumbuhan tersebut merupakan yang terlambat sejak resesi teknikal AS di kuartal II-2022.

Sedangkan dari Asia, pelaku pasar menantikan rilis keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ) hari ini yang berpotensi masih mempertahankan suku utama jangka pendek (key-short term interest) pada kisaran 0-0,1 persen dan mempertahankan suku bunga positif. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

2 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

19 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

19 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

21 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

21 hours ago