Market Update

IHSG Kembali Dibuka Terkoreksi 0,15%

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (20/3) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali terkoreksi ke zona merah pada level 6.668 atau melemah 0,15%.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 293 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 37 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp168 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 132 saham terkoreksi, sebanyak 122 saham menguat dan sebanyak 246 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, BNI Sekuritas melihat IHSG masih berpeluang rebound, dari Candle Bullish dan di atas 5 Day MA pada Senin (20/3). Trend Bearish, selama di bawah 6.815. IHSG closing di atas 5 day MA (6.660) dan di bawah 6.933 (200 day MA).

Indikator MACD bearish, Stochastic oversold, candle higher high. Jika bisa di tutup harian di bawah 6.815, IHSG masih berpeluang koreksi, target 6.728 DONE/6.653 DONE/6.600 DONE/6.557 DONE/6.500. Jika closed di atas 6.641, peluang menuju 6.711/6.824/6.961. Range breakout berada di 6.542 – 6.824.

“Level resistance berada 6.683/6.711/6.752/6.824 dengan 6.632/6.598/6.542/6.500 Perkiraan range di rentang 6.630 – 6.730,” ucap Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam risetnya di Jakarta, 20 Maret 2023.

Pada perdagangan Jumat lalu (17/3), hampir semua indeks bursa di kawasan regional Asia Pasifik mengalami kenaikan, terutama didorong oleh sentimen positif yang signifikan dari bursa AS pada malam sebelumnya.

Sekelompok bank menyatakan akan membantu First Republic Bank dan Credit Suisse akan meminjam dari Swiss National Bank untuk menjamin likuiditas jangka pendek. Hang Seng, TSEC Weighted Index dan IHSG merupakan di antara bursa regional yang mencatat kenaikan signifikan.

Kemudian dari Amerika Serikat (AS), Pada Jumat lalu indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 1,19%, begitu juga dengan S&P 500 yang turun sebesar 1,10%, sementara indeks Nasdaq terkoreksi sebesar 0,74%. Investor menarik diri dari posisi di First Republic Bank dan saham bank lainnya di tengah kekhawatiran atas keadaan sektor perbankan AS.

Adapun, saham First Republic Bank turun hampir 33%. Zona Euro melaporkan inflasi sebesar 8,5% yoy pada Februari 2023, sesuai ekspektasi dan bursa Eropa juga mencatat penurunan signifikan bahkan CAC 40 turun 1,43%. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

3 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

18 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

19 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

19 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

19 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

19 hours ago