Jakarta – lndeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (27/4) kembali terkoreksi ke zona merah pada level 6895,47 atau melemah 0,21%, setelah mampu ditutup menguat 1,29% pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 291 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 25 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp340,66 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 111 saham terkoreksi, sebanyak 150 saham menguat dan sebanyak 236 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, BNI Sekuritas melihat IHSG secara teknikal berpeluang naik terbatas hingga rawan profit taking, setelah break 6.868 dan closed di atas 6.824 pada hari ini. Trend bullish, selama di atas 6.815. IHSG closing di atas 5 day MA (6.824) dan di atas 6.901 (200 day MA.
Indikator MACD bullish, Stochastic bullish, candle higher high. Jika bisa di tutup harian di bawah 6.815, IHSG masih berpeluang koreksi, target 6.752 DONE/6.641. Jika closed di atas 6.815, peluang menuju 6.868 DONE/6.961/7.060. Range breakout berada di 6.735 – 6.961.
“Level resistance berada 6.936/6.961/6.991/7.060 dengan support 6.897/6.861/6.812/6.784 perkiraan range di 6.860 – 6.960,” ucap Head of Technical Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam riset harian di Jakarta, 27 April 2023.
Pada perdagangan kemarin (26/4) sebagian besar bursa di kawasan regional Asia Pasifik mencatat pelemahan, dengan pelemahan cukup signifikan di antaranya dicatat oleh Nikkei dan FTSE Bursa Malaysia KLCI.
Sementara di sisi lain IHSG dan Hang Seng menguat, hal itu dipicu sentimen dari bursa Amerika Serikat (AS) pada malam sebelumnya yaitu munculnya kembali kekhawatiran terhadap perbankan turut mempengaruhi pergerakan bursa regional, sedangkan Australia melaporkan inflasi sebesar 7% yoy pada kuartal I-2023, turun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 7,8% yoy.
Adapun, dari bursa AS, kemarin indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,68%, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi sebesar 0,38%, namun di sisi lain indeks Nasdaq menguat sebesar 0,47%.
Kekhawatiran investor terhadap First Republic melebihi kegembiraan mereka terhadap kinerja perusahaan Big Tech. Saham First Republic Bank turun hampir 30%. Di sisi lain saham Microsoft naik lebih dari 7%, setelah menyampaikan kinerja kuartalan terakhir yang melebihi ekspektasi. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More