Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berpotensi melanjutkan tren koreksi, akibat minimnya sentimen positif yang menghampiri bursa saham dalam negeri.
Berdasarkan data perdagangan pasar, Rabu, 25 April 2018, hingga pukul 10:00 posisi IHSG sendiri masih betah di zona merah dengan tercatat anjlok 57.68 poin atau 0,93% ke level 6,171.95.
Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, saat ini IHSG diperkirakan akan berada di bawah kisaran support 6.210-6.219 dan resisten 6.348-6.355. “IHSG tidak mampu bertahan pada garis tren kenaikan yang terbentuk sejak akhir Maret 2018,” kata Reza.
Baca juga: IHSG Kembali Melemah, Investor Dihimbau Tidak Panik
Reza, peluang pelemahan IHSG pun masih sangat besar kembali terjadi, terlebih lagi jika sentimen yang ada di pasar kurang kondusif dan memicu aksi jual lanjutan.
Namun diharapkannya pelemahan bisa lebih terbatas, agar IHSG dapat segera kembali menemukan momentum pembalikan arah naik.
Oleh sebab itu iapun menghimbau investor tetap waspadai sentimen yang akan membuat IHSG kembali melemah.
Adanya potensi pelemahan lanjutan pada laju IHSG di perdagangan hari ini mesti disikapi para pelaku pasar dengan mengakumulasi saham UNTR, TBIG, PRDA, BRPT dan TKIM. (*)
Jakarta - Robert Bosch, pemasok suku cadang otomotif terbesar di dunia mengumumkan akan melakukan Pemutusan… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, di tengah persaingan sengit antar pelaku industri pembiayaan, Lembaga… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan tren penguatan pada perdagangan sesi I, Senin,… Read More
Jakarta - Pemerintah memastikan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen akan diberlakukan paling lambat mulai… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme terhadap penguatan hubungan antara komunitas… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 0,48 persen dalam periode perdagangan… Read More